NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Narkotika jenis sabu-sabu kini menjadi pemicu perceraian di Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Suami kecanduan sabu menjadi alasan bagi istri mengajukan guatan cerai di Pengadilan Agama Nunukan.
“Kami sudah melakukan pengumpulan data alasan istri menggugat cerai suaminya. Suami pengguna sabu menjadi alasan terbanyak sekarang ini. Ini sangat memprihatinkan, sabu telah membuat rumah tangga berantakan, masa depan anak-anak pengguna sabu menjadi kelam,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan, Kompol Lamuati kepada Niaga.Asia, Selasa (3/7).
BNNK Nunukan: Jangan Sembunyikan Anak yang Pecandu Lem dan Komik
Menurutnya, banyak istri menggugat cerai suaminya setelah menjadi pemakai sabu. Istri merasa setelah suaminya menjadi pemakai sabu berubah menjadi kasar, suka melakukan kekerasan, dan mengabaikan kewajibannya membiayai kehidupan keluarga. “Pecandu narkoba cendrung berprilaku kasar, berbuat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istri, tidak mau membiayai kebutuhan keluarga, makanya istri menggugat cerai,” kata Lamuati.
Lamuati menyebut, KDRT suami terhadap istri meningkat bersamaan semakin tingginya pengguna sabu dan miras. Suami yang jadi pemakai menjadi tidak bertanggungjawab, tidak memberikan nafkah hidup, suaminya asik bermain narkoba dan uang habis membeli sabu.
Pengaruh narkoba bagi otak manusia bisa dalam bentuk beragam, ada yang suka berbuat kasar dan berfantasi aneh-aneh, tidak jarang istri meninggalkan rumah karena merasa takut berada dekat suaminya.Sikap aneh pecandu narkoba diluar kewajaran tersebut membuat istri dan anak-anak tidak mampu lagi bertahan hidup serumah.
Untuk menghindari perceraian, Lamuati meminta keluarga pecandu mengajukan permintaan rehabiltasi ke BNNK Nunukan. Pengobatan gratis ini diharapkan bisa mecegah kehancuran rumah tangga pengguna. “Jangan rusak rumah tangga, makanya cepatlah rehabilitasi keluarga kita, obati mereka sebelum semakin rusak,” imbuhnya. (002)