7 Paket Wisata Keluarga di Desa Hijau Bilibante Lombok, Dijamin Kantong Tidak Jebol

Pertanian masih menjadi mata pencaharian utama masyarakat Desa Wisata Hijau Bilebante (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

LOMBOK.NIAGA.ASIA – Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu menjadi destinasi favorit para wisatawan, terlebih saat momen liburan panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Salah satu rekomendasi tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika ke Lombok yakni Desa Wisata Hijau Bilebante.

Wartawan Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam rangkaian kegiatan Capacity Building (CB) yang diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim selama tiga hari, 4-6 Desember 2024, berkesempatan mengunjungi Desa Wisata Hijau Bilebante bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto.

Sebanyak 17 orang wartawan diajak untuk melihat Desa Wisata Bilebante yang unik dan penuh makna, terletak di Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.

Sejarah Desa Wisata Bilebante

Desa Wisata Bilebante menawarkan pengalaman liburan unik dan autentik ala kampung dengan suasana asli pedesaan. Desa ini sendiri telah dibangun sejak 2014 lalu dan memiliki luasan 28.365 km2 yang dihuni oleh 4.264 penduduk beragama islam dan hindu.

Ketua Desa Wisata Hijau Bilibante Pahrul Azim usia 40 tahun mengatakan bahwa, Bilebante memiliki filosofi yang menggambarkan arti gotong royong dan kekuatan antar masyarakat desa setempat.

Sebanyak 17 wartawan ekonomi BI Kaltim di Pasar Pancingan Desa Wisata Hijau Bilebante (Foto Istimewa)

Sebelum menjadi Desa Wisata Hijau, warga Desa Bilebante hanya mengandalkan galian pasir sebagai sumber pendapatan. Namun seiring perkembangan zaman dan melihat potensial yang ada. Akhirnya masyarakat mulai melirik pekerjaan lain untuk menghasilkan pendapatan desa, seperti sektor pariwisata.

“Mata pencarian masyarakat di Desa Wisata Hijau Bilebante ini beragam yakni perikanan, peternakan, perkebunan dan pariwisata,” katanya di Pasar Pancingan Desa Wisata Hijau Bilebante, Jumat 6 Desember 2024.

Kepala Desa Wisata Hijau Bilebante Pahrul Azim (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Pahrul menjelaskan awal mula terbentuknya Desa Wisata ini yakni dari munculnya kegiatan workshop yang diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan German Agency for International Cooperation (GIZ), melibatkan seluruh unsur masyarakat desa untuk mensosialisasikan pembangunan desa wisata.

Kemudian, pada tahun 2016 desa Bilebante akhirnya secara resmi diresmikan sebagai Desa Wisata Hijau Bilebante.

“Untuk meningkatkan pengunjung wisatawan kita juga bekerja sama dengan para penyedia paket Wisata di Lombok untuk promosi dan pemasarannya,” ujarnya.

Paket Kunjungan Desa Wisatawan Hijau Bilibante

Untuk memudahkan wisatawan dalam merencanakan kunjungan, Desa Wisata Hijau Bilebante telah menyiapkan berbagai paket wisata dengan harga yang terjangkau. Mulai dari paket wisata petualangan, rileksasi hingga kuliner semua dapat dinikmati di sini.

1.Paket Pijat Rileksasi

Pahrul mengatakan paket pijat rileksasi ini dibagi menjadi dua yakni spa untuk lelaki mulai dari Rp45 ribu hingga Rp140 ribu dengan durasi pijat 30-45 menit.

“Spa untuk laki-laki ada pijat punggung, masker tubuh, luluran, pijat terapi, pijat tradisional, akupresur wajah, pijat refleksi, perawatan tangan dan kaki,  paket perawatan tubuh,” sebutnya.

Sedangkan untuk paket spa wanita tersedia paket perawatan tubuh, paket perawatan wajah dan paket Perawatan tangan dan kaki dengan harga Rp55 ribu hingga Rp75 ribu.

2.Paket Mengenderai ATV

Pahrul menjelaskan  paket All Terrain Vehicle (ATV) merupakan salah satu paket berkeliling Desa dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat.

Bagi wisatawan yang ingin berkeliling Desa Wisata Hijau Bilebante dengan menggunakan ATV, cukup membayar Rp150 ribu hingga Rp250 ribu per orang.

“Harga tersebut tergantung durasi yang dipilih, sudah termasuk harga sewa ATV, helm pelindung kepala, pemandu wisata, jasa foto dan vidio,” jelasnya.

3.Paket Menjelajah dengan Sepeda

Wartawan ekonomi Kaltim ikuti paket wisata menjelajah dengan sepeda. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Paket Menjelajahi pedesaan dengan sepeda ini juga menjadi salah satu paket pilihan wisatawan karena harganya yang terjangkau hanya Rp75 ribu perorang dengan fasilitas 1 Sepeda, pemandu wisata, jasa foto dan vidio serta jasa editing foto dan vidio.

Selain itu, sepeda yang disediakan juga berbagai ukuran dan bentuk. Sesuai dengan kebutuhan.

4.Paket Dulang Makan

Paket Dulang Makan menyajikan kuliner tradisional dengan sajian makanan khas yang terkenal dengan pedasnya yang luar biasa.

Pahrul menjelaskan Dulang Makan merupakan tradisi makan masyarakat Lombok dengan menggunakam nampan berbentuk lingkaran untuk menyajikan makanan.

Paket Dulang Makan, makanan khas lombok (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Lauk yang disajikan pun beraneka ragam, mulai dari ayam merangkat, nila bakar, sate pusut, sayur bening kelor, urap, kerupuk, nasi putih, kelapa muda dan air mineral.

“Satu paket dulang makan ini bisa dimakan dua orang dengan harga Rp165 ribu,” jelasnya.

5.Paket Tour Cidomo

Pahrul mengatakan paket tour cidomo merupakan paket berkeliling desa untuk melihat keindahan Desa Wisata Hijau Bilebante selama 50 menit, dengan menggunakan delman khas lombok.

Adapun rute yang dilalui cidomo yakni sekretariat desa wisata, perkampungan hindu janggale, hamparan sawah, tugu sepeda, karang ide dan gapura pasar pancingan.

“Satu kali putaran desa Rp200 ribu untuk empat orang,” jelasnya.

6.Pasar Pancingan

Pahrul menjelaskan Pasar Pancingan di Desa Bilebante, Lombok Tengah menjadi destinasi wisata yang sangat digemari wisatawan lokal maupun asing.

Pasar pancingan ini bisa di kunjungi wisatawan setiap hari Minggu dari jam 08.00-13.00 WIT dengan harga tiket masuk Rp7 ribu perorang.

Pasang pancingan desa wisata hijau Bilebante (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Pasar pancingan ini menyediakan berbagai produk usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) andalan buatan masyarakat sekitar, mulai dari keripik singkoling, tortila jarula, sambal cengeh lombok, dan lainnya.

7.Paket Kelas Belajar Tari Lombok

Pahrul mengatakan kelas belajar tari di Dusun Jenggale merupakan kelas untuk lebih mendekatkan para wisatawan dengan budaya Bilebante dengan dua keyakninan agama Islam dan Hindu.

Produk UMKM yang di jual di pasar pancingan desa wisata hijau Bilebante. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Adapun tarian Lombok yang diajarkan yakni tari perpaduan Bali dan Lombok serta tari peresean dengan harga Rp20 ribu perorang.

“Tarian peresean ini merupakan tarian adu ketangkasan khusus untuk laki-laki yang bersenjatakan rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi sebagai pelindung,” terangnya.

Dengan beragam paket wisata yang disediakan di Desa Wisata Hijau Bilebante ini membuat desa ini dapat menembus pasar internasional, diantaranya wisatawan Malaysia, China, Jerman, Inggris dan negara lainnya mulai berdatangan ke Desa Wisata Hijau Bilebante ini.

“Pendapatan hingga juli kemaren sudah mencapai Rp600 juta. Target tahun ini harapannya dapat menembus Rp1 miliar. Penghasilan ini meningkatkan drastis dibanding tahun sebelumnya. Dulu tahun 2022 setelah Covid-19 itu hanya Rp150-200 juga setahunnya,” tutupnya.

Penulis : Nur Asih Damayanti  | Editor: Intoniswan

Tag: