SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dewan Pers menekankan pentingnya media massa terverifikasi dan terdata di Dewan Pers. Tujuannya untuk menjaga kepercayaan publik terhadap media bersangkutan.
Dari survei, ada sekitar 43 ribu media massa di Indonesia. Di mana 52 persen di antaranya adalah media siber. Lalu 25 persen adalah media cetak, dan berikutnya media televisi dan radio.
“Riau terbanyak setelah Jakarta,” kata Atmaji Sapto Anggoro, anggota Dewan Pers saat berada di Samarinda, Selasa 3 Oktober 2023.
Kehadiran Sapto Anggoro, saat dia sebagai pembicara berkaitan kegiatan Peningkatan Kapasitas Media dan Pendampingan Bagi Perusahaan Pers tentang Verifikasi Dewan Pers, yang berlangsung di Hotel Bumi Senyiur, Jalan Pangeran Diponegoro, Samarinda.
Tujuan verifikasi dan terdata di Dewan Pers, di antaranya untuk menjaga kepercayaan publik guna membaca dan mengonsumsi berita di media massa.
Selain itu, agar berita yang menjadi produk jurnalistik media bersangkutan dapat dipertanggungjawabkan, mengacu pada Undang-undang No 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
“Karena kepastian berita dan kepastian hukum itu dua hal yang berbeda,” ujar Sapto Anggoro.
“Akhir tahun ini kita akan gelar riset untuk memastikan berapa banyak media massa di Indonesia,” Sapto Anggoro menambahkan.
Dikarenakan adanya koneksi internet, hasil survei juga menunjukkan berita dari media siber, online atau daring berpotensi dibaca oleh sekitar 215 juta orang di tahun 2023 ini.
“Survei itu menanyakan tentang alasan menggunakan internet. Pertama agar bisa mengakses sosial media, kedua adalah untuk membaca berita,” demikian Sapto Anggoro.
Untuk diketahui, syarat perusahaan pers di antaranya adalah perusahaan berbadan hukun. Untuk pemimpin redaksi, harus mengantongi sertifikat uji kompetensi wartawan (UKW) Utama.
Media niaga.asia telah terverifikasi secara faktual per 6 April 2021. Sebelumnya, telah terverifikasi secara administrasi pada 1 Maret 2021.
Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi
Tag: Dewan PersMedia MassaSamarinda