SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Cadangan batubara di Kota Samarinda yang sudah mendekati habis dalam dua tahun terakhir, membuat laju pertumbuhan sektor pertambangan di Kota Samarinda dari tahun 2018 -2022, berflutuaktif.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda, Roosmawati, SE, MM, pada tahun 2022, sektor pertambangan tumbuh positif yaitu sebesar 2,28 persen, tapi mengalami perlambatan laju pertumbuhan dibandingkan dengan tahun 2021 yang tumbuh positif sebesar 3,15 persen.
“Meski demikian, sektor pertambangan masih menjadi salah satu sektor penting di Kota Samarinda. Dari tahun 2018 hingga 2022, peranan sektor pertambangan dalam perekonomian Kota Samarinda selalu berada di posisi tiga terbesar,” kata Roosmawati dalam “Statistik Daerah Kota Samarinda Tahun 2023” yang dipublikasikan disitus samarindakota.bps.go.id pada tanggal 29 Desember 2023.
Pada tahun 2022, sektor pertambangan dan penggalian menyumbang sebesar 15,66 persen terhadap PDRB Kota Samarinda menguat dibandingkan tahun 2021 dengan kontribusi sebesar 12,51 persen.
Sedangkan perkembangan energi listrik di Kota Samarinda pada tahun 2022, BPS melaporkan bahwa menunjukkan kemajuan dibandingkan tahun 2021. Hal ini ditandai dengan meningkatnya produksi listrik maupun listrik terjual.
Produksi listrik meningkat dari 1.837,87 juta KWh pada tahun 2021 menjadi 1.849,43 juta KWh pada tahun 2022. Begitu juga dengan listrik terjual meningkat dari 1.597,63 juta KWh pada tahun 2021 menjadi 1.675,09 juta KWh pada tahun 2022.
“Berdasarkan jenis pelanggan, sebesar 92,89 persen pelanggan listrik PLN Kota Samarinda adalah rumah tangga,” ungkap Roosmawati.
Sementera sektor perdagangan selama 5 tahun terakhir selalu menyumbang lebih dari 15 persen dan menempati peringkat ke dua dalam perekonomian di Samarinda setelah sektor konstruksi.
“Pada tahun 2022, kontribusi sektor ini mencapai 13,39 triliun rupiah atau sekitar 16,07 persen,” papar Roosmawati.
Sektor perdagangan juga merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pemerintah kota Samarinda menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan dalam perekonomian kota.
Roosmawati menjelaskan, hingga tahun 2021, Kota Samarinda memiliki total sebanyak 130 pasar yang tersebar di seluruh kecamatan. Selain pasar, sarana perdagangan lain yang ada di Kota Samarinda antara lain sebanyak 5.779 toko dan warung kelontong serta 206 minimarket.
Selain itu terdapat juga Supermarket dan Departement Store yang berada di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Samarinda. Perkembangan usaha perdagangan di wilayah Kota Samarinda juga dapat dilihat dari jumlah beras yang disalurkan oleh Perum Bulog Kota Samarinda.
“Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Jumlah beras yang disalurkan meningkat dari 2,38 juta ton di tahun 2021 menjadi 3,90 juta ton di tahun 2022 atau meningkat sebesar 64,03 persen. Jika dilihat berdasarkan jenis sarana perdagangannya, lebih dari 90 persen beras Bulog disalurkan untuk pasaran umum,” ungkap Roosmawati.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: PerdaganganPertambangan