JAKARTA.NIAGA.ASIA – Di tengah ketidakpastian global dan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi global, kinerja pasar modal domestik cukup kuat di tahun 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 29 Desember 2023 ditutup pada posisi 7.272,80 poin atau tumbuh sebesar 6,16% ytd.
Peningkatan tersebut merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN setelah Vietnam meski investor nonresiden membukukan net sell sebesar Rp6,19 triliun ytd. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau tumbuh sebesar 22,90% ytd.
Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp255,39 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 83 emiten dan telah melampaui capaian target di 2023 sebesar Rp200 triliun. Capaian atas kinerja positif IHSG juga ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang mencapai double digit sebesar 18,04% menjadi 12,17 juta investor.
Hal itu diungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar, Selasa 30 Januari 2024, usai mengikuti Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuagan (KSSK) I-2024 di Jakarta, Senin (29/01/2024) bersama Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Purbaya Yudhi Sadewa.
“Sampai dengan 26 Januari 2024, IHSG tercatat di level 7.137,09 dengan investor nonresiden mencatatkan beli bersih Rp5,78 triliun (ytd). Nilai kapitalisasi pasar per 26 Januari 2024 mencapai Rp11.346 triliun,” sambung Mahendra Siregar.
OJK optimis ruang pertumbuhan bagi industri pasar modal Indonesia masih luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Sektor Perasuransian
Sedangkan perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) menunjukkan peningkatan. Akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama tahun 2023 mencapai Rp320,88 triliun atau tumbuh 3,02% yoy.
Mahendra Siregar menyebut, secara umum permodalan di industri asuransi menguat, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) masing-masing sebesar 458,01% dan 362,21%, jauh diatas threshold. Di sisi industri dana pensiun, aset dana pensiun per Desember 2023 tumbuh 6,91% yoy dengan nilai aset sebesar Rp368,70 triliun.
“Sementara pada perusahaan penjaminan, nominal imbal jasa penjaminan yang ditangguhkan di Desember 2023 tercatat sebesar Rp16,75 triliun dengan nilai aset mencapai Rp46,41 triliun,” paparnya.
Kemudian, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) juga menunjukkan perkembangan yang positif.
“Piutang pembiayaan pada perusahaan pembiayaan tumbuh di level yang tinggi sebesar 13,23% yoy pada Desember 2023, didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing meningkat sebesar 15,10% yoy dan 8,98% yoy,” paparnya.
Mahendra Siregar juga menambahkan, OJK juga telah meluncurkan Peta Jalan Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dan edukasi pelindungan konsumen (PEPK) 2023-2027. Peta jalan tersebut ditujukan sebagai pedoman dalam pengembangan industri jasa keuangan melalui penguatan literasi dan perluasan inklusi keuangan, penciptaan PUJK yang berintegritas, serta penguatan pelindungan konsumen yang lebih optimal.
“Peta Jalan Pengawasan PEPK 2023-2027 memiliki empat strategi sebagai pilar penyokongnya yaitu: (1) Literasi dan inklusi keuangan, (2) Pengawasan Market Conduct, (3) Pelindungan Konsumen dan Masyarakat, serta (4) Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal,” pungkas Mahendra Siregar.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: KeuanganPasar Modal