Kemendag Siapkan Kebijakan Memperkuat Hilirisasi Produk Ekspor

Mendag Zulkifli Hasan pada Forum Sinergitas dengan tema “Strategi Hilirisasi Industri dalam Meningkatkan Ekspor Produk Bernilai Tambah” di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, (20/6). (Foto Kemendag)

SURABAYA.NIAGA.ASIA – Kementerian Perdagangan telah mempersiapkan kebijakan yang mendukung dan memperkuat hilirisasi produk ekspor dalam negeri. Salah  satu  terobosan  kebijakan  yaitu  akan  dilakukan  relaksasi  kebijakan  ekspor  beberapa  produk pertambangan dan  penyederhanaan perijinan ekspor.

Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan pada Forum Sinergitas dengan tema “Strategi Hilirisasi Industri dalam Meningkatkan Ekspor Produk Bernilai Tambah” di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, (20/6).

Turut mendampingi  Mendag  Zulkifli  Hasan,  yaitu  Plt.  Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Perdagangan  Suhanto dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso.

“Selama 49 bulan berturut-turut ekspor kita surplus terus. Oleh karena itu, kita buat acara di Surabaya, yaitu  Forum  Sinergitas  bagi  para  pengusaha  ekspor,  agar  mampu  meningkatkan  lagi  hilirisasi  produk ekspor,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag  Zulkifli  Hasan  menjelaskan,  Kementerian  Perdagangan  telah  berupaya  mencari  negara  tujuan ekspor nontradisional, seperti Asia Selatan India, yaitu Pakistan dan Bangladesh, Kawasan Eropa Timur, Asia  Tengah,  dan  Timur Tengah.

“Bahkan kita juga mengembangkan pasar-pasar  baru  di  Benua  Afrika. Agar  tujuan  kita  menjadi  negara  maju  2045bisa  tercapai,  kita  harus  menguasai  pasar  dunia,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan melanjutkan, untuk di dalam negeri, salah satu upaya menjadi negara maju 2045, yaitu   dengan meningkatkan hilirisasi melalui   sinergi   kebijakan relaksasi   ekspor   beberapa   produk pertambangan.

Tujuannya untuk mewujudkan industri pengolahan dan/atau pemurnian di dalam negeri yang  dapat  mengekspor  produk  industri  pertambangan  yang  bernilai  tambah  dan  menjamin  kepastian berusaha  di  dalam  negeri, menciptakan iklim usaha yang  baik,  serta  meningkatkan  ekspor  atas  produk yang bernilai tambah.

Mendag   Zulkifli   Hasan   menjelaskan,   Kementerian   Perdagangan   membuat   kebijakan   yang   dapat mendorong pelaku usaha untuk dapat ekspor sehingga menumbuhkan perekonomian nasional.

Beberapa diantaranya  melalui  Peraturan  Menteri  Perdagangan  Nomor  10  dan  11  Tahun  2024  yang berlaku  efektif  per  1  Juni  2024  lalu.  Aturan  ini  merupakan  perubahan  Peraturan  Menteri  Perdagangan yang mengatur pelarangan, kebijakan, dan pengaturan ekspor.

“Selain itu, Kementerian Perdagangan juga berkomitmen untuk selalu memfasilitasi para pelaku usaha dan mendorong kemudahan kegiatan ekspor guna kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional,” papar Mendag Zulkifli Hasan.

Sementara Dirjen  Perdagangan  Luar  Negeri Budi Santoso menyampaikan,  forum  ini  bertujuan  untuk menyusun rekomendasi kebijakan terkait hilirisasi produk industri, dengan tujuan agar ekspor dapat terus meningkat.

Dirjen  Perdagangan  Luar  Negeri Budi Santoso Hasan pada Forum Sinergitas dengan tema “Strategi Hilirisasi Industri dalam Meningkatkan Ekspor Produk Bernilai Tambah” di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, (20/6). (Foto Kemendag)

“Forum ini bertujuan sebagai media diskusi, diseminasi kebijakan, serta membangun sinergi antar pemangku kepentingan dalam penyusunan rekomendasi kebijakan terkait hilirisasi produk industri. Melalui upaya hilirisasi, ekspor produk bernilai tambah diharapkan dapat meningkat,” jelasnya.

Budi Santoso menambahkan,   Kementerian   Perdagangan   terus   melakukan   sejumlah   upaya   untuk meningkatkan  kinerja  perdagangan  melalui  peningkatan  ekspor  produk  berkualitas  dan  berdaya  saing tinggi.

Selain   itu,   Kementerian   Perdagangan   telah   mempersiapkan   strategi   untuk   mendukung pengembangan  industri  dalam  negeri,  di  antaranya  dengan  penyederhanaan  proses  perizinan  untuk keperluan ekspor; pengurangan hambatan birokrasi; mendorong pasar domestik khususnya usaha mikro, kecil,  dan  menengah  (UMKM);  mengembangkan  kerja  sama  internasional  dengan  negara  lain  untuk mendukung  ekspor  produk  hilir;  serta  mempromosikan  produk  hilir  di  pasar  internasional  melalui kampanye pemasaran dan berpartisipasi dalam pameran perdagangan internasional.

Forum  Sinergitas  menghadirkan  beberapa  narasumber  yaitu  Direktur  Ekspor  Produk  Industri  dan Pertambangan Andri Gilang Nugraha, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber  Daya  Mineral  (ESDM)TriWinarno,  Ketua  Tim  Kerja  Industri  Logam  Bukan  Besi  Kementerian Perindustrian  Ginanjar  Mardhikatama,  serta  Dosen  Fakultas  Ekonomi  dan  Bisnis  Universitas  Airlangga Miguel Angel Esquivias Padilla. Kegiatan ini dihadiri 160 pelaku usaha yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa Timur.

Berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS),  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  triwulan  I  2024 tercatat sebesar 5,11 persen, atau naik 1,38 persen dibandingkan dengan triwulan I 2023.

Sementara pada periode Januari-Mei 2024 secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia surplus USD 13,06 miliar. Di sisi lain, pada Januari-Mei 2024, ekspor Indonesia didominasi produk industri 72,52 persen dan produk pertambangan 19,28 persen.

Sedangkan untuk impor didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan persentase sebesar 73,16 persen, barang modal 17,35 persen, dan barang konsumsi 9,49 persen.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: