SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sejak tahun 2021, program Export Kaltimpreneurs Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim telah berhasil menghasilkan 62 UMKM potensial ekspor dan sebagian dari peserta telah berhasil melakukan ekspor mandiri dengan nilai transaksi mencapai 2,2 juta USD atau 35,9 miliar Rupiah ke sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto mengungkap hal itu dalam sambutannya ketika membuka Seminar Terbuka Export Kaltimpreneurs Tahun 2024 dengan tema “From Local to Global: Ekspansi Peluang Ekspor UMKM Kaltim Unggulan” di Kantor BI Kaltim di Samarinda, hari Senin (24/6/2024).
Seminar dihadiri Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Arief Wibisono, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur, Bea Cukai Kalimantan Timur, Instansi Vertikal, Perbankan, Direktur Utama PT Nudira Sumber Daya Indonesia, Praktisi Ekspor serta 517 lebih peserta dan UMKM dari seluruh kalimantan Timur.
Menurut Budi, pencapaian ini dapat menjadi semangat untuk para UMKM peserta program tahun ini juga dapat merealisasikan ekspor secara mandiri.
“Bank Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM ekspor melalui program komprehensif bagi UMKM di Kaltim yang sudah memiliki kapasitas yang baik untuk naik kelas menuju Go Export,” ujarnya.
Program Export Kaltimpreneurs Tahun 2024 merupakan rangkaian edukasi, pelatihan, dan pendampingan secara intensif kepada UMKM yang memiliki potensi ekspor di Provinsi Kalimantan Timur.
Bagi UMKM yang berminat untuk menjadi peserta dari program ini, pendaftaran peserta dibuka sejak tanggal 24 hingga 28 Juni 2024 bagi usaha yang berdomisili di Kalimantan Timur (Samarinda, Bontang, Berau, Kukar, Kubar, Kutim, Mahulu) dengan usaha yang beroperasi minimal 1 tahun melalui link bit.ly/daftarEKP2024.
“Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong perkembangan ekonomi digital dan berkelanjutan dengan memberikan pendampingan dan fasilitasi yang dibutuhkan oleh UMKM untuk Go Export. Samarinda, 24 Juni 2024,” ujar Budi.
Kepala UPTD Pelatihan Koperasi Disperindagkop Kaltim, Zainudin Fanani dalam sambutannya menyampaikan ekspor Kaltim saat ini masih bertumpu pada komoditas yang tidak terbarukan yaitu batu bara, sehingga sangat penting mendukung UMKM untuk melakukan ekspor sebagai sumber alternatif pertumbuhan ekonomi Kaltim.
“Namun, tidak mudah bagi UMKM untuk melakukan ekspor karena masih mengalami keterbatasan pengetahuan terkait ekspor. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengapresiasi inisiasi dan kontribusi Bank Indonesia yang menggelar Export Kaltimprenerurs 2024,” katanya.
Kegiatan Digital Kaltimpreneurs 2024 dilanjutkan dengan seminar terbuka ekspor. Materi pertama disampaikan Arief Wibisono selaku Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Arief menyampaikan Indonesia mampu mencapai surplus ekspor tidak terputus selama 49 bulan. Hal ini menunjukan betapa kuatnya supply chain yang dimiliki oleh negara kita.
“Perdagangan internasional saat ini juga sudah dimudahkan dengan Local Currency Settlement sehingga kita tidak perlu lagi menukar ke dolar ketika melakukan transaksi dengan negara tetangga.Hal ini mampu membuat selisih 1-2% sehingga kita mampu memberikan harga yang bersaing dengan Kompetitor,” ujarnya.
Materi kedua disampaikan Ir. Nursyamsu Mahyuddin, M.Si selaku Direktur Utama PT Nudira Sumber Daya Indonesia. NUrsyamsu menyampaikan strategi agar produk lokal mampu menembus pasar dunia.
“Ekspor harus dilakukan secara sistematis, pertama harus menetapkan produk andalan, kedua menentukan negara tujuan ekspor, ketiga melakukan promosi dengan website yang sudah di optimasi dengan SEO, keempat memanfaatkan platform digital ekspor, kelima ikuti pameran dagang dalam serta luar negeri dan terakhir belajar terkait ekspor dan mencari pembeli minimal 2 jam sehari,” katanya.
Sedangkan Abdul Halim Sa’i Mohammad selaku CEO Business Development Golden Algamah Est For Foodstuff dalam sharing session mengatakan, peluang untuk ekspor di Arab Saudi yang besar terutama ketika Musim Haji.
“Adapun 4 hal yang perlu diperhatikan untuk bersaing di pasar ekspor. Pertama kuantitas, kedua kualitas produk, ketiga harga dan yang terakhir adalah produk sustainability, dimana eksportir harus mampu untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk dari awal hingga akhir,” kata Abdul Halim.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: BI KaltimUMKM