JAKARTA.NIAGA.ASIA – Ekonomi global pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% dengan kecenderungan yang melambat. Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II 2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Sementara itu, ekonomi Tiongkok belum kuat, dan ekonomi Eropa terus membaik. Perlambatan ekonomi AS berdampak pada meningkatnya pengangguran dan menurunnya inflasi yang lebih cepat ke arah sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2%.
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, hari Kamis (22/8/2024) usai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024
Menurut Perry, perkembangan ini mendorong kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dan lebih besar dari prakiraan.
Hal tersebut kemudian menyebabkan penurunan yield US Treasury tenor 2 tahun, yang diikuti dengan penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun, dan pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.
“Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda,” katanya.
Perkembangan tersebut mendorong meningkatnya aliran masuk modal asing dan memperkuat mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ke depan, risiko terkait kekhawatiran resesi di AS dan dinamika geopolitik perlu terus dicermati. Kondisi ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian domestik.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekonomi Global