BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Investasi di Kota Balikpapan diproyeksikan kembali melonjak pada tahun 2024, seiring dengan peningkatan minat dari berbagai sektor.
Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan investasi di kota ini, yang kini berperan sebagai kota penyangga IKN.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Balikpapan Hasbullah Helmi optimistis target investasi sebesar Rp 20 triliun tahun ini dapat tercapai, mengingat hingga triwulan ketiga, realisasinya sudah menyentuh Rp 16 triliun.
“Target tahun ini Rp 20 triliun, dan sampai triwulan tiga sudah tercapai kurang lebih Rp 16 triliun. Mudahan-mudahan target ini bisa tercapai sepenuhnya di akhir tahun,” kata Helmi, Jumat 18 Oktober 2024.
Helmi menerangkan, tahun 2023 lalu mencatat prestasi besar bagi Kota Balikpapan dengan realisasi investasi mencapai Rp 24,125 triliun.
Angka ini jauh melampaui target yang dipatok Pemerintah Kota Balikpapan sebesar Rp 3,53 triliun, melonjak hingga 683,44 persen dari yang ditetapkan.
Capaian tersebut juga melampaui target nasional yang diturunkan oleh BKPM/Kemeninvest melalui DPMPTSP Provinsi Kalimantan Timur, sebesar Rp 17,25 triliun atau 139,8 persen.
Peningkatan terbesar terjadi pada triwulan IV (Oktober hingga Desember) 2023, di mana realisasi investasi mencapai Rp 9,608 triliun.
Investasi tersebut mencakup 985 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total nilai Rp 7,631 triliun dan 197 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp 1,977 triliun.
Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur menjadi pendorong utama peningkatan minat investasi di Kota Balikpapan, khususnya pada sektor transportasi, perumahan, dan kuliner.
Helmi menjelaskan sektor properti mengalami lonjakan besar, mengingat kebutuhan perumahan yang meningkat akibat kedatangan pendatang baru yang bekerja atau terlibat dalam proyek IKN.
“Salah satu sektor yang paling banyak diminati adalah transportasi dan perumahan, karena Balikpapan menjadi kota penyangga ibu kota baru. Kebutuhan perumahan meningkat pesat, terutama dari para pendatang. Ini juga mendorong pertumbuhan sektor kuliner atau rumah makan,” jelas Helmi.
Sebagai kota penyangga IKN, Balikpapan diprediksi akan terus menjadi magnet investasi di berbagai sektor.
Selain perumahan, perkembangan infrastruktur dan transportasi menjadi perhatian utama. Pertumbuhan penduduk Balikpapan juga menjadi faktor yang memengaruhi peningkatan investasi di kota ini.
Menurut laporan yang diterima, jumlah penduduk yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah mencapai 740.000 jiwa, meskipun Helmi memperkirakan angka sebenarnya lebih tinggi.
“Jumlah penduduk yang tercatat memang 740.000 jiwa. Tapi saya yakin jumlahnya lebih besar lagi karena banyak pendatang yang belum terdaftar secara resmi. Ini tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan perumahan dan layanan kota lainnya,” jelas Helmi.
Dengan tren positif ini, Balikpapan diharapkan terus menjadi destinasi utama bagi para investor, baik domestik maupun asing. Dukungan dari pemerintah daerah, serta potensi kota sebagai penyangga IKN, menjadi daya tarik yang semakin menguatkan posisi Balikpapan dalam peta investasi nasional.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanInvestasi