Periode Juni-September 2024 Pemda se-Kaltim Intervensi Ribuan Balita Bermasalah Gizi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) DR. dr. Jaya Mualimin. (Foto Diskominfo Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Periode Juni-September 2024, Pemerintah Daerah di Kaltim, dalam hal ini Pemprov Kaltim, Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Kaltim telah melakukan intervensi terhadap ribuan balita kurang gizi dan balita yang gizinya cukup tapi pertumbuhannya tidak normal. Perbaikan gizi balita itu dilakukan dengan beraneka intervensi.

“Total balita bermasalah gizinya yang sudah ditangani sejak Juni 2024 sampai September 2024 sebanyak 9.002 anak,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin dalam laporan terbarunya.

Intervensi atau perbaikan gizi anak dan pemberian layanan kesehatan lainnya, dilakukan bersama-sama, seluruh instansi terkait dalam penanganan stunting, termasuk melibatkan masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Kaltim.

Perbaikan gizi dilakukan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) selama 14 hari, 4 minggu, dan 8 minggu. Kemudian ada pula yang harus dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan layanan medis, dirujuk ke rumah sakit.

Menurut Jaya,  terhadap balita yang tidak normal pertumbuhannya tapi tidak stunting maupun wasting se-Kaltim jumlahnya mencapai 3.616 anak telah dilakukan PMT selama 14 hari. Kemudian kepada balita berat badannya kurang (tapi tidak stunting maupun wasting) sebanyak 1.928 anak diintervensi dengan PMT selama 4 minggu.

“Sedangkan kepada 3.226 balita kurang gizi tapi tidak stunting ditangani dengan PMT selama 8 minggu,” kata Jaya.

Khusus pada temuan 63 balita dengan gizi buruk, diberikan penanganan kesehatan, sebanyak 44 dirujuk ke Puskesmas dan 19 anak dirujuk ke rumah sakit.

“Sedangkan balita stunting yang dirujuk ke rumah sakit untuk dirawat di periode Juni-September 2024 ada sebanyak 169 anak,” ujar Jaya.

Sumber: Dinkes Kaltim.

Diterangkan pula, dalam penanganan stunting ini, pemerintah mengandalkan kader posyandu yang berada paling dekat dengan orang tua yang punya anak gizinya bermasalah, atau tidak kurang gizi, tapi tidak tumbuh normal.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kaltim, lanjut Jaya, antara lain meningkatkan kapasitas kader dalam pemantauan pertumbuhan balita di 10 kabupaten/kota, meningkatkan kapasitas petugas gizi dalam Surveilans Gizi Provinsi Kaltim Rp614, melakukan kegiatan Aksi Bergizi pada anak sekolah di 10 kabupaten/kota, dan membagi-bagikan alat peraga percontohan yang diperlukan kader saat melakukan penyuluhan terkait stunting dan penanganan stunting maupun wasting.

“Untuk melaksanakan empat kegiatan tersebut dialokasikan anggaran Rp5,656 miliar,” demikian Jaya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: