UMKM Ingin Ekspansi ke Pasar Internasional, Ini Kuncinya

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto bersama Penjabat  Gubernur Provinsi Kaltim, Akmal Malik di both UMKM Binaan Bank Indonesia usai membuka Kaltim Halal Festival 2024 di Atrium Utama BigMall Samarinda, Kamis, 30 Mei 2024. (Foto BI Kaltim/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pelaku UMKM yang ingin ekspansi ke pasar internasional dan tidak ingin gagal, perlumengetahui sejumlah faktor kuncinya terlebih dahulu, seperti yang sudah dilakukan Koperasi Taruna Bina Mandiri (KTBM)  memiliki lahan pisang kepok grecek seluas 5.600 Ha yang dapat menghasilkan 3.200 ton setiap bulan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah Kabupaten/Kota di Kaltim, sebagian hasil panen tersebut telah diekspor secara langsung (tanpa aggregator) sejak 2021 dengan pasar utama Malaysia, Singapura, Iran, dan Jepang senilai 1,5 juta dolar AS setiap tahun.

Sebelum merambah ke pasar internasional KTBM Desa Kandungan Jaya, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur mengikuti program pembinaan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim yang namanya UMKM Go-Export agar dapat bersaing di pasar internasional dan layak memperoleh akses pembiayaan (bankable).

“Kita membina puluhan pelaku UMKM, tidak hanya KTBM yang basis usahanya pisang kepok, tapi banyak lainnya, seperti pengrajin batik ada 17 dibawah binaan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim,” ungkap Budi Widihartanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim.

Menurut Budi, ada beberapa key factors yang dilakukan KTBM sebelum melakukan ekspansi pasar ke pasar internasional antara lain meningkatkan pemahaman baik secara teknis maupun administratif sebelum melakukan ekspor.

“Hal ini penting agar UMKM siap melakukan ekspor sebelum menerima permintaan dari buyer sehingga produk dapat segera dikirimkan dan mengurangi potensi penipuan atau gagal ekspor akibat terkendala persyaratan administrasi,” ujar Budi.

KTBM juga mengikuti kegiatan pertemuan dengan buyer internasional secara langsung melalui keikutsertaan pada pameran ekspor atau kegiatan business matching.

Tidak hanya itu, KTBM juga melakukan pemasaran secara online. Saat ini sudah tersedia berbagai macam platform online yang menghubungkan eksportir dan importir, sehingga memudahkan eksportir memasarkan produk mereka ke pasar internasional serta memudahkan importir melakukan pembelian langsung kepada produsen.

Kemudian meningkatkan kualitas produk. Selanjutnya, untuk meningkatkan kepercayaan buyer internasional melalui sertifikasi produk antara lain sertifikasi organik yang difasilitasi Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Provinsi Kaltim.

“Meski demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu dioptimalkan untuk meningkatkan nilai ekspor KTBM ke depan,” sebut Budi.

Pada tahun 2024, sudah terdapat permintaan baru dari Malaysia untuk pengiriman produk hingga 500 ton setiap bulan dan terdapat permintaan pisang kepok grecek rebus sebesar 2 ton dari Jepang. Namun, dikarenakan keterbatasan produksi, saat ini permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.

Menurut Budi, KTBM  sudah menyusun rencana untuk meningkatkan kapasitas ekspor hingga 5 kali lipat melalui perluasan lahan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan dan penambahan sarana prasarana pasca panen seperti alat langsir serta mesin pengolahan produk.

“Selain itu, ekspansi pasar ekspor dapat dilakukan melalui peningkatan pemasaran secara online serta hilirisasi produk untuk meningkatkan nilai jual produk”.

Ke depannya, proses bisnis dan success story dari UMKM KTBM dapat direplikasi oleh UMKM potensial ekspor lainnya. Pemerintah, lembaga terkait, serta UMKM perlu bersinergi untuk meningkatkan kapasitas ekspor UMKM melalui dua strategi utama, yakni pull strategy dan push strategy .

Pull Strategy (market driven) mencakup antara lain; peningkatan market inteliligence UMKM terkait pasar ekspor melalui pelatihan, pendampingan, dan penyediaan informasi; penyelenggaraan kurasi dan promosi perdagangan internasional; sinergi dengan stakeholders untuk memasarkan produk UMKM secara langsung kepada buyer internasional.

“Selanjutnya, BI membantu melaksanakan business matching, atau mempertemukan UMKM dengan lembaga keuangan dan buyer internasional,” kata Budi.

Sedangkan Push Strategy meliputi standardisasi dan sertifikasi produk untuk meningkatan daya saing produk di pasar ekspor; digitalisasi pemasaran dan penjualan produk melalui penggunaan platform e-commerce ekspor dan pembuatan website oleh UMKM.

Peningkatan akses pembiayaan kepada UMKM potensial ekspor; Capacity building dan pendampingan UMKM untuk meningkatkan pemahaman UMKM terkait ekspor.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: