Ini Empat Poin Utama Transformasi Pembangunan SDM untuk Mendukung Investasi Hijau

Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dalam mewujudkan transformasi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)  untuk mendukung Kalimantan Timur menuju investasi hijau terdapat empat poin utama yang menjadi isu penting, yaitu pendidikan dan pelatihan, kolaborasi antar sektor, investasi dalam infrastruktur pendidikan, serta kesadaran dan sosialisasi.

Empat isu penting tersebut mengemuka dalam Risalah Kebijakan ketiga, berasal dari Kelompok A-2 atau Kelompok II Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II di BPSDM Kalimantan Timur, dengan judul “Transformasi Pembangunan Sumber Daya Manusia Mewujudkan Investasi Hijau di Kalimantan Timur”.

Risalah Kebijakan disampaikan Petrus Antonius Rasyid, Kepala Bappeda Kabupaten Manggarai Barat dalam seminar dilaksanakan di Aula ”Kampus Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami” BPSDM Kaltim, tanggal 31 Oktober 2024.

Investasi hijau merujuk pada investasi yang mengutamakan manfaat lingkungan, seperti pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan perlindungan ekosistem.

Relevansi investasi hijau di Kalimantan Timur mencakup Perlindungan Hutan: Untuk mencegah deforestasi lebih lanjut dan menjaga keseimbangan ekosistem. Energi Terbarukan: Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon.

Pengelolaan Sumber Daya Alam: Untuk memastikan penggunaan yang berkelanjutan dan melindungi kualitas air dan tanah. Energi Terbarukan: Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon.

Pengelolaan Sumber Daya Alam: Untuk memastikan penggunaan yang berkelanjutan dan melindungi kualitas air dan tanah.

Pendidikan dan pelatihan

Menurut Petrus, pendidikan dan pelatihan menjadi penting, karena masih banyak tenaga kerja di Kalimantan Timur yang belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mendukung sektor investasi hijau.

Pendidikan dan pelatihan yang ada saat ini lebih berorientasi kepada upaya untuk mencapaian target atau hasil produksi sehingga pengembangan kurikulum dan program pelatihan yang berfokus pada keterampilan hijau dan teknologi ramah lingkungan sangat penting.

Adapun jenis pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan SDM Kalimantan Timur, menurut Petrus adalah Pengetahuan tentang Teknologi Hijau. Artinya memahami teknologi terbaru dalam energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah.

“Kemudian Keterampilan Teknis: Penguasaan teknik dalam pemasangan dan pemeliharaan sistem energi terbarukan, serta metode konservasi energi dan pengelolaan limbah,” ungkapnya.

Investasi di bidang pendidikan, pendidikan dan pelatihan, serta membangun kesadaran masyarakat kunci utama dalam mendukung investasi hijau. (Foto Istimewa)

Kemampuan Manajerial: Kemampuan dalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi proyek hijau, serta memahami regulasi lingkungan dan kebijakan keberlanjutan.

Investasi dalam Infrastruktur Pendidikan

Kemudian untuk mewujudkan transformasi pembangunan SDM  untuk mendukung Kalimantan Timur menuju investasi hijau, diperlukan investasi dalam infrastruktut pendidikan,  seperti fasilitas laboratorium dan penelitian di bidang teknologi hijau, agar mahasiswa dan peneliti dapat mengakses peralatan dan teknologi terbaru.

“Hal ini akan berdampak positif pada inovasi dan pengembangan keterampilan yang relevan dengan investasi hijau,” terang Petrus.

Selain itu perlu Integrasi Kurikulum Hijau: Menambahkan materi tentang keberlanjutan dan teknologi hijau dalam kurikulum pendidikan formal dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Program Pelatihan Kejuruan: Menawarkan kursus dan sertifikasi khusus untuk teknologi hijau dan praktik keberlanjutan di lembaga pelatihan kejuruan.

Kemitraan dan Kolaborasi

Transformasi pembangunan SDM  untuk mendukung Kalimantan Timur menuju investasi hijau, dijelaskan Petrus, juga perlu didukung kemitraan dan kolaborasi, kerja sama lintas sektor belum optimal, program dan kegiatan kerjasama yang mengarah kepada praktik-praktik investasi

hijau yang melibatkan masyarakat masih terbatas sehingga diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal guna memastikan bahwa transformasi SDM berjalan efektif.

“Sinergi ini dapat mempercepat adopsi praktik-praktik hijau dan inovasi teknologi,” kata Petrus.

Perlu mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri hijau.

Selanjutnya menyelenggarakan studi lapangan dan magang. Artinya menyediakan kesempatan bagi mahasiswa dan tenaga kerja untuk terlibat dalam proyek hijau melalui magang dan studi lapangan.

Kesadaran Masyarakat

Untuk mengatasi rendahnya kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya pembangunan hijau dan keberlanjutan, menurut Peserta PKN,  makan dibutuhkan program sosialisasi yang intensif untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan.

Kemudian melaksanakan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya investasi hijau dan peran SDM dalam pengelolaan lingkungan.

“Menyelenggarakan forum dan workshop untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara pemangku kepentingan, juga sangat penting,” demikian Petrus.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: