NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pemerintah Nunukan, Kalimantan Utara, masih menunggu standar harga yang ditetapkan pemerintah pusat untuk per porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar di Kabupaten Nunukan.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Nunukan, H. Asmar mengatakan, uji coba MGB yang sudah dilaksanakan di tiga sekolah Nunukan menjadi gambaran biaya ke depan dan tata cara melaksanakan MBG tahun 2025.
“Kita sudah punya gambaran bagaimana sistem pengadaan bahan baku, berapa anggaran dibutuhkan hingga berapa dana jika harus sharing dengan APBD,” kata Asmar pada Niaga.Asia, Jumat (08/11/2024).
Asmar menerangkan, Pemerintah Nunukan belum mendapat kepastian apakah harga MBG yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp 15.000 berlaku secara nasional atau hanya untuk pulau Jawa dan sekitarnya.
Sebab, lanjut dia, jika harga tersebut berlaku secara nasional, maka ada kemungkinan program MBG terkendala, sebab harga-harga bahan pangan di Kabupaten Nunukan lebih tinggi dari pulau Jawa.
“Kemarin harga per porsi MBG sekitar Rp 20.000, sedangkan anggaran pusat Rp 15.000, kalau kita mengacu standar harga pemerintah pusat pasti Nunukan kesulitan,” bebernya.
Selain persoalan harga, Pemerintah Nunukan telah menggelar rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait kesiapan dalam pengadaan bahan baku mulai dari sayuran, beras, telur, susu dan lainnya.
Keterlibatan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, dan Dinas Perhubungan dalam pengadaan kebutuhan bahan pokok sangat penting, karena ketika program wajib dilaksanakan, maka semua pihak harus siap.
“Dinas Ketahanan pangan khusus mengurus sayuran, Dinas Perdagangan untuk beras dan Dinas Perhubungan mengurus transportasi pengadaan dan pengiriman barang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Asmar menerangkan, salah satu catatan yang menjadi kendala di Kabupaten Nunukan, adalah penyediaan stok susu, sebagai elemen kelima dari pemenuhan 4 sehat 5 sempurna.
Sesuai menu sehat, susu yang diberikan untuk program MBG seharusnya yang rendah kalori, rendah gula yang stoknya sangat terbatas di Nunukan, sehingga perlu ada tindakan khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah cukup besar.
“Susu uji coba MBG kemarin itu menggunakan susu kotak yang dijual di toko-toko, padahal harusnya susu rendah gula, ini juga jadi pembahasan penting,” jelasnya.
Berbeda dengan bahan baku lainnya, Asmar tidak terlalu khawatir dengan stok beras, sayur, telur dan ayam, semua kebutuhan tersebut dapat disuplai dari Surabaya maupun Makassar dan Malaysia.
Menurutnya, kebutuhan bahan baku pasti bisa dipenuhi karena pengusaha – pengusaha yang mendapatkan kontrak MBG berusaha menyiapkan segala kebutuhan dengan mendatangkan dari luar daerah.
Begitu pula untuk pengiriman bahan baku ke wilayah kecamatan, pasti pengusaha bisa bertanggung jawab, jadi kita tidak terlalu takutlah,” ungkapnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan | Advertorial
Tag: Makan Bergizi Gratis