SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kaltim mencatat lonjakan signifikan dalam transaksi non tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), baik dari sisi pengguna maupun merchant pada triwulan III tahun 2024.
Hal itu disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bayuadi Hardiyanto, pada pertemuan tahunan BI Kaltim 2024 dalam evaluasi kinerja ekonomi 2024 dan prospek ekonomi Kaltim kedepan.
Bayuadi mengatakan upaya transformasi pembayaran dari sisi tunai ke non tunai atau digital semakin masif.
Hal ini dinilai dari semakin meningkat jumlah pengguna aplikasi QRIS di Kaltim, baik dari sisi pengguna maupun merchant atau pedagang.
“Penggunaan aplikasi QRIS yang sudah digunakan sepanjang triwulan III tahun 2024 mencapai 779.000 dari sisi pengguna dan 560.000 dari sisi merchant,” kata Bayuadi di Ruang Maratua Lantai 4 Kantor Perwakilan BI Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat 29 November 2024.
Jumlah pengguna QRIS di Kaltim pada triwulan III tahun 2024 ini meningkat dibandingkan triwulan II dan triwulan I tahun 2024.
Di mana, jumlah pengguna QRIS triwulan II tahun 2024 tercatat 760.563 pengguna, dibandingkan triwulan I tahun 2024 yang tercatat 744.469 pengguna.
Sedangkan, jumlah dari sisi merchant triwulan II tahun 2024 tercatat 521.350 merchant, dari triwulan I tahun 2024 yang tercatat 501.456 merchant.
Peningkatan penggunaan QRIS di Kaltim ini tentunya tidak terlepas dari upaya sosialisasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh BI Kaltim bersama pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait kepada masyarakat.
“Kolaborasi dan pendekatan ini dilakukan melalui berbagai kegiatan festival dan event yang diselenggarakan BI Kaltim,” ujar Bayuadi.
Selain itu, Bayuadi juga mencatat
nilai uang kartal atau uang fisik yang diedarkan oleh Bank Indonesia (outflow) pada triwulan III tahun 2024 sebesar Rp980 miliar.
“Hal tersebut sejalan dengan tingginya konsumsi masyarakat dan geliat industri di Kaltim,” sebut Bayuadi.
Melihat kinerja ekonomi keuangan dan sistem pembayaran tersebut, Bayuadi optimistis secara keseluruhan, perekonomian Kaltim pada triwulan III tahun 2024 dapat tumbuh dikisaran 5,50-6,30 persen year-on-year (yoy).
“Sejalan optimisme ini kita perkirakan tingkat inflalasi Kaltim juga terus membaik di-range target sasaran 2,5±1 persen yoy,” demikian Bayuadi Hardiyanto.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Bank IndonesiaKaltimQRIS