Ini Lima Lapangan Usaha Penopang “Nyawa” Ekonomi Kaltim

Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ketika pemerintah mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara nasional dari konsumsi rumah tangga dan mati-matian menjaga daya beli masyarakat tidak melamah, di Kaltim pertumbuhan ekonomi masih bisa mengandalkan dari pertumbuhan ekonomi dari berbagai lapangan usaha, yang masih produktif.

Pada triwulan III 2024, struktur perekonomian Kaltim masih didominasi oleh 5 LU Lapangan Usaha), yakni pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, pertanian, dan perdagangan.

Pada triwulan III 2024, kinerja sektor perdagangan tercatat tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor pertambangan dan konstruksi turut mencatatkan pertumbuhan positif namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor industri pengolahan dan pertanian tercatat mengalami terkontraksi pada periode laporan.

“Andil kinerja masing-masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim antara lain: pertambangan 2,61% (yoy), industri pengolahan -0,03% (yoy), konstruksi 1,21% (yoy), perdagangan 0,56% (yoy), dan pertanian -0,08% (yoy),” ungkap Kepala Perwakilan bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam Laporan Perekonomian Perekonomian Provinsi Kaltim Bulan November 2024.

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Sedangkan berdasarkan pangsanya, ekonomi Kaltim pada triwulan III 2024 didominasi oleh LU pertambangan dengan pangsa sebesar 37,61%, diikuti oleh industri pengolahan, konstruksi, pertanian, dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 18,40%, 12,13%, 8,64%, dan 7,05% atau menguasai total pangsa sebesar 83,84% dari total ekonomi Kaltim.

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

“Peningkatan kinerja sektor perdagangan, sektor pertambangan dan konstruksi yang masih terjaga positif menjadi penopang utama ekonomi Kaltim di triwulan III 2024,” ujar Budi.

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Sektor pertambangan tumbuh kuat sebesar 5,65% (yoy), meski mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 6,24% (yoy).

Penurunan permintaan ekspor batubara dari negara mitra dagang utama yaitu India dan ASEAN, menjadi pendorong utama perlambatan sektor pertambangan.

Namun demikian, pertumbuhan yang masih terjaga positif, diiringi dengan pangsanya yang besar (37,61%) menjadikan sektor pertambangan sebagai sektor dengan andil pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 2,61% (yoy).

Menurut Budi, sektor konstruksi tumbuh positif sebesar 13,98% (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 17,28% (yoy).

Perlambatan sektor konstruksi terjadi sejalan dengan progress pembangunan IKN yang termoderasi pasca pelaksanaan HUT RI ke-79, hingga akhir triwulan III 2024.

“Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan realisasi APBN untuk IKN di triwulan III 2024 yang tercatat sebesar 75,49% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh tinggi sebesar 357,91% (yoy),” ucap Budi.

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Sektor perdagangan tumbuh sebesar 9,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 8,89% (yoy).

Kuatnya kinerja sektor perdagangan pada periode ini turut didorong oleh peningkatan level permintaan domestik di tengah meningkatnya aktivitas MICE dalam rangka perayaan HUT RI ke-79 di IKN.

Disisi lain, sektor pertanian mengalami kondisi penurunan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, yakni dari tumbuh positif sebesar 3,04% (yoy) menjadi terkontraksi sebesar -1,24% (yoy).

“Penurunan sektor pertanian terjadi sejalan dengan penurunan produksi TBS sebagai salah

satu komoditas perkebunan utama di Kaltim,” ujar Budi.

Di sisi lain, industri pengolahan sebagai sektor yang memegang pangsa tertinggi kedua juga mengalami kontraksi sebesar -0,15% (yoy) dan mengoreksi pertumbuhan ekonomi Kaltim dengan andil sebesar -0,03% (yoy). Penurunan kinerja LU ini juga tidak terlepas dari menurunnya kinerja pengolahan gas dan CPO pada periode laporan.

Pertambangan dan Penggalian

Bank Indonesia Kaltim melaporkan, LU pertambangan dan penggalian Kaltim pada triwulan III 2024 tumbuh positif namun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2024, LU pertambangan tercatat tumbuh sebesar 5,65% (yoy) atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,24% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Dengan pangsa sebesar 37,61% (yoy), lapangan usaha pertambangan memberikan andil pertumbuhan sebesar 2,61% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim pada triwulan III 2024. Kinerja lapangan usaha pertambangan yang melambat bersumber dari perlambatan produksi batubara pada triwulan III 2024.

“Produksi batubara Kaltim pada triwulan III 2024 tumbuh melambat sebesar 6,06% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 7,78% (yoy),” papar Budi.

Penurunan pertumbuhan produksi tersebut diakibatkan oleh menurunnya permintaan dari negara mitra dagang utama. Hal tersebut terkonfirmasi dari pertumbuhan volume ekspor batu bara Kaltim pada triwulan III 2024 yang terkontraksi sebesar 3,19% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh positif sebesar 8,43% (yoy).

Konstruksi

Bank Indonesia Kaltim mencatat kinerja LU konstruksi Kaltim triwulan III 2024 tumbuh positif namun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2024, LU konstruksi tercatat tumbuh sebesar 13,98% (yoy) atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 17,28% (yoy).

“Dengan pangsa mencapai 12,13%, LU konstruksi memberikan andil pertumbuhan sebesar 1,21% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim pada triwulan III 2024,” kata Budi.

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Kinerja LU konstruksi yang melambat sejalan dengan progress pembangunan IKN yang termoderasi pasca pelaksanaan rangkaian peringatan HUT RI ke-79 di bulan Agustus 2024.

“Kondisi perlambatan tercermin dari melambatnya realisasi APBN untuk IKN di triwulan III 2024 sebesar 75,49% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 357,91% (yoy),” ungkap Budi lagi.

Selain itu, kinerja LU konstruksi yang melambat juga terindikasi dari data pengadaan semen dan kredit konstruksi di wilayah Kaltim yang juga tumbuh melambat pada triwulan III 2024

Industri Pengolahan

Penurunan kinerja pengolahan gas dan CPO menjadi penyebab utama kontraksi LU industri pengolahan di triwulan III 2024.

LU industri pengolahan pada triwulan III 2024 tercatat terkontraksi sebesar 0,15% (yoy), membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,99% (yoy).

Dengan pangsa sebesar 18,40% (yoy), kontraksi LU industri pengolahan mengoreksi pertumbuhan Kaltim triwulan III 2024 sebesar -0,03% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Kinerja LU industri pengolahan yang masih terkontraksi disebabkan oleh berlanjutnya penurunan kinerja pengolahan gas seiring dengan natural declining produksi gas.

Hal tersebut mengakibatkan indeks produksi LNG (Liquefied Natural Gas) di triwulan III 2024 menurun dari 60,90 pada triwulan II 2024, menjadi 59,96 di triwulan III 2024.

Menurut Budi, selain itu, kinerja CPO sebagai salah satu produk utama LU industri pengolahan juga berada dalam kondisi yang kurang baik pada triwulan III 2024 akibat volume ekspor CPO yang terkontraksi ditengah pasokan TBS (Tandan Buah Segar) yang terbatas.

“Volume ekspor CPO menunjukkan kontraksi sebesar 43,69% (yoy), setelah sebelumnya mampu tumbuh positif sebesar 1,31% (yoy),” paparnya.

Kinerja LU industri pengolahan yang terkontraksi sejalan dengan penurunan penyaluran kredit ke sektor tersebut. Pada triwulan III 2024, penyaluran kredit ke sektor ini terkontraksi sebesar 24,48% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh positif  sebesar 11,72% (yoy).

Meskipun pertumbuhan kredit terkontraksi, kualitas kredit LU industri pengolahan tetap terjaga rendah pada level 0,19%.

Perdagangan Besar dan Eceran

LU perdagangan besar dan eceran, kata Bank Indonesia, tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingginya pertumbuhan sektor ini didorong oleh peningkatan aktivitas MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) sejalan dengan pelaksanaan event nasional seperti rangkaian perayaan HUT RI ke-79 di mengalami peningkatan dan tumbuh sebesar 8,49% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,85% (yoy).

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kinerja LU pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan melambat pada triwulan III 2024. Kinerja LU pertanian pada triwulan III 2024 terkontraksi sebesar 1,24% (yoy), setelah triwulan sebelumnya tumbuh positif sebesar 3,04% (yoy). Dengan pangsa 8,64%, LU pertanian mengoreksi pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar -0,08% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia Kaltim

Penurunan kinerja LU pertanian terjadi seiring dengan penurunan produksi TBS sebagai salah satu komoditas perkebunan utama di Kaltim. Penurunan produksi ini diakibatkan oleh keterbatasan pasokan seiring dengan faktor cuaca.

“Dari sisi pembiayaan, penurunan kinerja LU ini juga tercermin dari rendahnya pertumbuhan kredit pertanian, kehutanan dan perikanan. Pertumbuhan kredit pertanian dan kehutanan masih melanjutkan tren kontraksi dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2024, kredit terkontraksi sebesar 3,14% (yoy), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 4,34 (yoy),” terang Budi.

Sementara itu, pertumbuhan kredit sektor perikanan tercatat sebesar 6,55% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,39% (yoy).

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: