Lima Hari Program MBG di Nunukan, Sekolah Minta Makanan Diantar Lebih Cepat dan Menu Bervariasi

Pelaksanaan MBG di SDN 01 Nunukan Selatan.(Foto: Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, meminta Yayasan Abi Al Ummi selaku rekanan penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa lebih cepat dalam mendistribusikan makanan di sekolah.

“Program MBG sudah berjalan 5 hari, kami dari pihak sekolah berharap kedatangan makanan lebih cepat lagi, kalau bisa 1 jam sebelum waktu istirahat,” kata Kepala Sekolah SDN 01 Nunukan Selatan, Muhyiddin pada Niaga.Asia, Jumat (10/01/2025).

Waktu kedatangan makanan menjadi bahan evaluasi  sekolah dan dilaporkan ke Yayasan Abi Al Ummi. Ketepatan waktu sangat penting karena menyangkut suksesnya program BMG di sekolah.

Jarak dari dapur MBG ke SDN 01 Nunukan Selatan lebih 6 kilometer, sehingga berpengaruh terhadap distribusi makanan, apalagi terdapat 6 sekolah yang dilayani oleh Yayasan Abi Al Aummi.

“Waktu istirahat belajar anak-anak pukul 09:50 Wita. Kalau bisa jam 09:00 Wita makanan sudah tiba di sekolah karena perlu waktu membagikan makanan hingga mengumpul kembali kotak makanan juga makan waktu,” ungkap Muhyiddin.

Menurut Muhyiddin, khusus untuk pelajar kelas I dan II, makanan diantar ke kelas masing-masing agar kegiatan MBG tidak melewati waktu istirahat. Sangat sulit bagi anak seusia itu dibiarkan mengambil sendiri makanan.

Selain ketepan waktu distribusi makanan, pihak sekolah berharap menu buah bisa berganti-ganti. Ada sebagian anak tidak suka buah semangka atau pisang, begitu pula untuk menu lauk agar bisa berganti.

“Buahnya masih satu jenis semangka. Lauknya juga kalau bisa diganti-ganti, jangan tahu terus atau ayam terus, sekali-sekali ikan campur tahu,” bebernya.

MBG berjalan sukses

Meski perlu perbaikan, menurut Muhyiddin, pada dasarnya program MBG berjalan cukup sukses. semua makanan habis disantap, kecuali ada sebagian anak kurang selera makan karena tidak terbiasa makan lauk ýang disiapkan.

Untuk itu, Muhyiddin berharap pihak yayasan  bisa menyiapkan menu lauk dalam dua jenis, misalnya ada tahu dan ikan atau ada telur dan ayam, karena terkadang ada anak alergi makan ikan tapi bisa makan ayam, begitu pula sebaliknya.

“Misalnya ada anak elergi ayam jadi tidak termakan makanannya, makanya kami sarannya menu lauk tidak satu jenis biar anak bisa memilih,” ujarnya.

Bersamaan berjalannya program MBG, pihak sekolah berinisiatif membuat inovasi timbang badan tiap 3 bulan sekali. Tujuannya untuk mengetahui apakah program MBG berhasil meningkatkan berat  dan pertumbuhan badan dan daya tahan tubuh anak-anak.

Tidak hanya timbang berat badan, sekolah berinovasi menyiapkan ukuran tinggi badan kepada semua pelajar sebagai pembanding pertumbuhan badan sebelum mengikuti MBG dan setelah program ini berjalan.

“Inovasi ini tidak masuk program anjuran MBG, kami hanya berinisiatif mencari pembanding evaluasi untuk kedepannya,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: