Akmal Beber Hasil Evaluasi RSUD AW Sjahranie: Dokter Tolak Perintah, Direksi Lemah

Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik saat memberikan penjelasan kepada wartawan kaitan kinerja RSUD AW Sjahranie, Selasa 8 Oktober 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menerima hasil laporan Tim Penyempurnaan Pelayanan Publik RSUD AW Sjahranie. Dalam laporannya ditemukan ketidakoptimalan peran manajemen dan direksi dalam pelayanan tenaga kesehatan. Bahkan ada dokter yang menolak perintah direksi RSUD AW Sjahranie.

Tim ini dibentuk atas perintah Akmal dalam rangka penyempurnaan pelayanan publik di RSUD AW Sjahranie milik Pemprov Kaltim, yang terdiri dari 7 orang yang berasal dari Inspektorat, Bappeda, BKD Kaltim, di mana yang bertindak sebagai penanggung jawab adalah Dinas Kesehatan Kaltim

Akmal mengatakan, sejak monitoring pelayanan RSUD AW Sjahranie di bulan Juli 2024 lalu, ditemukan beberapa temuan ketidaktaatan pada standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit.

“Kemenkes telah menerapkan Permenkes Nomor 47 tahun 2018 tentang pelayanan kegawatdaruratan. Di mana harus tersedia minimal 4 dokter spesialis di sana dan satu dokter anastesi di UGD. Namun ternyata ini tidak dilakukan,” kata Akmal dalam keterangannya di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Selasa 8 Oktober 2024.

Peran Direksi RSUD AW Sjahranie Tidak Optimal

Dalam laporan hasil evaluasi yang disampaikan oleh tim yang dibentuk atas perintah Akmal itu, terdapat beberapa persoalan, salah satunya permasalahan lemahnya kepemimpinan direksi RSUD AW Sjahranie kepada para tenaga kesehatan.

“Buktinya ada dokter yang berani menolak diperintah, sehingga manajemen serta direktur tidak mempunyai kontrol dan power kepada tenaga kesehatan,” sebut Akmal.

Berkaitan permasalahan itu, lanjut Akmal, maka tata kelola yang ada di RSUD AW Sjahranie ke depannya harus diperbaiki.

“Kenapa ketika dokter tidak mau melaksanakan tugasnya, direktur tidak bisa meritokrasi dalam bentuk punishment (hukuman)?” ucap Akmal.

Kemudian, persoalan lainnya yakni manajemen dewan pengawas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang tidak berjalan dengan baik.

“BLUD memiliki struktur namanya dewan pengawas. Dewan pengawas ini hampir tidak merespons dinamika yang terjadi di RSUD AW Sjahranie,” jelas Akmal.

Akmal bilang, dewan pengawas ini bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian internal yang dilakukan dalam tata kelola rumah sakit.

“Di dalam peraturan Gubernur, dewan pengawas hanya diberikan arahan menyampaikan laporan kepada Gubernur paling kurang satu kali setahun,” terang Akmal.

Akmal menilai dewan pengawas terlalu pasif dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

“Ketika terjadi dinamika persoalan keluhan warga terkait pelayanan kesehatan RSUD AWS, harusnya dewan pengawas merespons ini dan menyampaikan segera kepada Gubernur,” ujarnya.

Akmal Panggil Dewan Pengawas RSUD AW Sjahranie

Menurut Akmal, permasalahan yang terjadi di RSUD AW Sjahranie ini cukup kompleks. Di mana permasalahan ini terjadi secara menyeluruh.

Baca jugaRSUD AW Sjahranie akan Dirombak Imbas Bayi 6 Bulan Meninggal

“Ada permasalahan Dewan Pengawas, keterbatasan manajemen dan permasalahan regulasi yang mengatur dewan pengawas hanya melaporkan satu tahun sekali,” kata Akmal.

Oleh karena itu, Akmal berencana akan memanggil seluruh dewan pengawas RSUD AW Sjahranie, untuk melakukan pertemuan lebih lanjut membahas permasalahan di rumah sakit tersebut.

“Besok hari Kamis kita akan mengundang seluruh dewan pengawas RSUD AW Sjahranie, karena kuncinya di dewan pengawas yang menjadi wakil pemerintah dalam BLUD. Saya minta mereka menyampaikan apa alasannya,” terangnya.

Setelah permasalahan RSUD AW Sjahranie ini selesai, selanjutnya Akmal akan memanggil BLUD rumah sakit lainnya untuk memantau sistem manajemen pelayanan di beberapa rumah sakit.

“Setelah menangani permasalahan RSUD AW Sjahranie, lalu saya akan undang BLUD rumah sakit lainnya. Saya yakin ini tidak hanya terjadi di RSUD AW Sjahranie saja, tapi juga terjadi di rumah sakit lainnya,” ucapnya.

Pelayanan RSUD AW Sjahranie Tidak Beri Kenyamanan

Akmal mengatakan, sejauh ini tata kelola pelayanan publik di RSUD AW Sjahranie tidak memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pasien.

“Saat ini semua orang sakit datang ke RSUD AW Sjahranie mulai dari sakit ringan sampai besar, maka terjadinya overload pelayanan publik. Saya minta direktur RSUD AW Sjahranie melakukan tata kelola yang baik dan bekerja sama dengan rumah sakit lain agar semua tidak harus dirujuk ke RSUD AW Sjahranie,” ucapnya.

Ketidaknyamanan pelayanan RSUD AW Sjahranie ini tidak hanya dirasakan oleh pasien umum saja, melainka juga dirasakan oleh pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

“Hampir 90 persen pasien RSUD AW Sjahranie itu pasien BPJS. Artinya harus ada duduk bersama dengan BPJS Kesehatan, agar nanti BPJS bertanggung jawab jangan semua dirujuk ke RSUD AW Sjahranie, ada juga rumah sakit lainnya,” katanya.

“BPJS juga harus punya skenario, rumah sakit lainnya, atau apakah Puskemas kita perkuat. Ini diperlukan langkah-langkah menata pelayanan kesehatan secara utuh di Kaltim,” jelas Akmal Malik.

Ditemui kembali usai penjelasan kaitan ada tidaknya rencana mengganti direksi dan manajemen RSUD AW Sjahranie, Akmal pun memberikan jawabannya.

“Saya akan diskusi dulu apa saja langkah yang dilakukan persoalan direktur. Saya tunggu dulu laporan dewan pengawas. Tentu saya tunggu Dewas. Kalau dewan pengawas bilang harus diganti ya diganti. Kalau kinerjanya harus diperbaiki, dan saya ingin lelang (jabatan),” tegas Akmal.

“Jadi memang kita tunggu dulu dari dewan pengawas. Kalau dewan pengawas merekomendasikan hal seperti itu kita akan diskusikan. Bukan cuman direktur, tapi semua. Nanti kita cari orang yang betul-betul kuat,” demikian Akmal Malik.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: