Andi Harun: Pandang Politik sebagai Instrumen Mencapai Tujuan Hidup

Walikota Samarinda Andi Harun foto bareng bersama pengurus PC IMM Samarinda di Ruang Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Gedung E Lantai 3, Jalan Juanda, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, pada Jum’at (25/2/2023) (Foto Ade/NiagaAsia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Walikota Samarinda, H Andi Harun berpesan kepada mahasiwa yang tergabung di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Samarinda agar memandang  politik itu sebagai instrumen atau alat mencapai tujuan hidup.

“Politik harus dipandang sebagai instrumen, bukan tujuan hidu, karena politik cuma alat, tergantung dibawa untuk kejahatan apa kebaikan, yang jahat adalah politikus yang menggunakan politik dengan salah,” kata Andi Harun ketika diundang  Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Samarinda untuk memberikan pemahaman dasar politik kepada Kader PC IMM Samarinda di Ruang Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Gedung E Lantai 3, Jalan Juanda, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, Jum:at (25/2/2023).

Menjadi pemimpin yang baik harus melewati partai politik, untuk itu harus terjun ke politik agar bisa mengubah aturan pemerintah menuju kemaslahatan umat. Partai politik merupakan alat perjuangan dan harus netral dalam memilih partai.

“Partai politik itu alat perjuangan bukan tujuan, kita boleh berpolitik kemana saja selama sesuai dengan platformnya, jadi pandangan kita kepada partai politik itu harus netral,” terangnya.

Walikota Samarinda juga mengatakan, sebelum berpolitik kader IMM harus mengetahui dulu ilmu tentang politik, serta meluruskan niatnya untuk menciptakan politik yang bersih.

“Politik itu berasal kata latin politika, ada juga yg menyebut politik itu bahasa Yunani politicus, bahasa Inggris politics, bahasa Prancis politique, yang terpenting aktifis yang ingin terjun ke politik harus meluruskan niatnya dulu,” ucapnya.

Ditambahkannya, berpolitik merupakan suatu kewajiban bagi umat islam bahkan Imam Al-Ghazali dan sebagaian ulama besar menjatuhkan politik hukumnya fardlu kifayah atau wajib, karena politik dan islam saling berkaitan untuk mencapai tujuan  politik yang bermaslahat.

“Islam mendefinisikan politik melalui hadis rasul, lalu Ibnu Taimiyah menulis sebuah kitab Syiasah Syar’iyyah,  tentang bagaimana umat islam menjalankan politik, agamalah yang membingkai politik itu mengandung hikmah kemaslahatan umat,” terang Andi Harun.

Penulis: Ade Saputra | Editor: Intoniswan | Advetorial Diskominfo Samarinda

Tag: