
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menantang para investor untuk mampu memproduksi bahan baku manik-manik, salah satu kerajinan tangan khas Dayak Kaltim, agar tidak lagi didatangkan dari luar daerah yakni Jawa dan China.
Akmal bilang, penggunaan manik-manik impor ini disebabkan oleh kelangkaan bahan baku dari lokal.
“Mengapa masyarakat pengrajin pernak-pernik Dayak banyak menggunakan bahan dari luar? Karena sudah tidak ada lagi bahan baku yang bisa dirajut,” kata Akmal di Desa Budaya Pampang, Samarinda, Minggu 23 Juni 2024.
Berkaitan kondisi itu, Akmal meminta kepada para investor di Kaltim untuk membangun tempat produksi bahan baku untuk pembuatan manik-manik di Kaltim.
Baca juga: Akmal Tepati Janji ke Desa Pampang Usai dari Tiongkok, Ketua Adat: Ini Sebuah Kehormatan
“Kemarin ada investor, setengah mati mendapatkan kredit dari bank, saya panggil kepala banknya, tolong kasih kredit,” ujar Akmal Malik.
“Tapi saya tugaskan juga investor ini memproduksi bahan baku manik-manik dari plastik agar bahan kerajinan ini tidak diimpor lagi dari China dan Jawa,” Aknal menambahkan.
Dengan penggunaan bahan baku manik-manik yang didatangkan dari luar secara terus-menerus ini, menurut Akmal, ke depannya dapat menghambat kemandirian ekonomi dan budaya Kaltim.

“Percuma kita mendatangkan pengunjung ke sini, bawa uang banyak-banyak. Tapi uangnya kita larikan lagi untuk beli bahan di Jawa,” jelas Akmal.
Selain itu, dia juga meminta para pengusaha Kaltim untuk turut berkontribusi dalam membangun kemandirian ekonomi dan budaya daerah.
“Saya minta kemarin pengusaha-pengusaha, tolong membangun (pabrik/industri) bahan baku manik-manik, agar pengrajin kerajinan mudah mendapatkannya. Dibanding beli di Jawa dan China. Tidak usah muluk-muluk, mampu saja kita memenuhi kebutuhan sederhana ini sudah cukup bagus,” demikian Akmal Malik.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor Saud Rosadi
Tag: Akmal MalikChinaDesa Budaya PampangIndustriPemprov KaltimSamarindaTiongkok