BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Pemkot Balikpapan terus menggenjot pengelolaan sektor industri pengolahan untuk memperkuat perekonomian daerah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan, sektor ini telah berkontribusi sebesar Rp 67,6 triliun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Balikpapan tahun 2023 yang mencapai total Rp 143,1 triliun.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Heruressandy Setia Kusuma mengatakan, industri pengolahan memberikan kontribusi sekitar 46 persen terhadap perekonomian kota selama tiga tahun terakhir.
“Hal ini didukung oleh keberadaan 14.607 unit industri kecil menengah (IKM) yang terus berkembang,” kata Heru, Jumat 6 Desember 2024.
Heru menjelaskan sebagian besar IKM di Balikpapan bermula dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berkembang dengan penambahan tenaga kerja dan adopsi teknologi, hingga mencapai skala industri.
Beberapa sentra yang telah dikelola pemerintah, seperti Sentra Industri Kecil Teritip dan Sentra Industri Kecil Somber, menjadi contoh nyata transformasi tersebut.
Selain itu, sejumlah klaster industri mandiri juga mulai muncul di permukiman, meskipun tetap harus memenuhi standar perizinan industri.
“Industri pangan menjadi salah satu andalan, terutama makanan olahan dan produk setengah jadi seperti tempe,” ucap Heru.
Untuk mendukung perkembangan ini, Pemkot Balikpapan bersama DPRD Balikpapan saat ini sedang menyusun Rencana Pembangunan Industri Kota (RPIK).
Regulasi ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan klaster industri kecil dan menengah, khususnya di sektor makanan dan minuman, yang telah memberikan kontribusi besar melalui retribusi daerah.
Dengan strategi ini, Pemerintah Kota Balikpapan optimis industri pengolahan akan terus menjadi tulang punggung ekonomi lokal, sekaligus menciptakan lebih banyak peluang kerja dan mendukung pertumbuhan UMKM.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanUMKM