Bappebti Ajak Pelaku Usaha CPO Kalbar Aktif Bertransaksi di Bursa CPO Indonesia

Plt. Kepala Bappebti, Kasan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Literasi Bursa CPO Indonesiadi Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (4/7). (Foto Kemendag)

PONTIANAK.NIAGA.ASIA – Kementerian  Perdagangan  melalui  Badan  Pengawas  Perdagangan Berjangka Komoditi  (Bappebti) mengajak  pelaku  usaha  minyak  kelapa  sawit  mentah  (crude  palm  oil/CPO) Kalimantan Barat untuk berpartisipasiaktif dalam transaksidi Bursa CPO Indonesia. Langkah tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan transaksi di Bursa CPO Indonesia agar semakin likuid, dipercaya, dan mencerminkan harga pasar.

Hal itu disampaikan Plt. Kepala Bappebti, Kasan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Literasi Bursa CPO Indonesiadi Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (4/7).

Turut  hadir  Direktur  Utama  Indonesia  Commodity  and  Derivatives  Exchange  (ICDX)  Fajar  Wibhiyadi, Direktur  Utama  Indonesia  Clearing  House  (ICH)  Yugieandy  Saputra, Direktur  ICDX  Nursalam,  Kepala Bidang  Perdagangan  dan  Promosi  Gabungan  Pengusaha  Kelapa  Sawit  Indonesia  (GAPKI)  Manumpak Manurung,   dan   Kepala   Bidang   Pengembangan   Sumber   Daya   Manusia   (SDM)   dan   Hubungan Internasional Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Djono Albar Burhan.

“Kami  mengajak  para  pelaku  usaha  CPO  di  seluruh  Indonesia, khususnya di  Kalimantan  Barat  untuk berpartisipasi  aktif  dan  memberikan  kontribusinya  dalam  implementasi  transaksi  melalui  Bursa  CPO Indonesia. Pelaku usaha CPO diharapkan untuk tidak lagi menggunakan harga dari bursa Malaysia dan Rotterdam, namun sepenuhnya menggunakan harga dari Bursa CPO Indonesia,” ujar Kasan.

Kasan  mengungkapkan,Literasi  Bursa  CPO di  Pontianak  yang  bertema “Kupas  Tuntas  Bursa  CPO Indonesia” merupakan kegiatan literasi keempat yang dilaksanakan Bappebtitahun ini. Sementara itu, tiga kota sebelumnya yang menjadi tuan rumah dalam kegiatan literasi serupa adalah Jakarta, Medan, dan Pekanbaru.

Hal tersebut selaras dengan arahan Menteri Perdagangan untuk melakukan literasi dan edukasi yang masif terkait implementasi Bursa CPO Indonesia.

“CPO merupakan komoditas strategisyang memiliki potensi eksportinggi sehinggaperlu dioptimalkan. Untukitu, Bappebti membentuk Bursa CPO Indonesia yang diresmikan pada Oktober 2023 sebagai salah satu usaha dalam tata kelola CPO,” imbuh Kasan.

Kasan menambahkan, transaksi di Bursa CPO Indonesia diharapkan akan membentuk harga acuan yangdapat  digunakan  untuk  mendorong  perbaikan  harga tandan  buah  segar (TBS) oleh  Kementerian Pertanian. Selain itu, agar harga acuan biodiesel yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)menjadi lebih akurat. Harga acuan yang terbentuk dapat digunakan sebagai pembobot harga tertinggi dalam penetapan harga referensi ekspor CPO.

“Harga yang terbentuk di Bursa CPO Indonesia harus menjadi rujukan untuk penetapan harga TBS dan biodiesel. Untuk itu, kami berharap Kementerian Pertanian mendorong penggunaan harga dari Bursa CPO   Indonesia   dalam   penetapanhargaTBS. Selain   itu, Kementerian ESDMjuga   diharapkan menggunakan  harga  dari  Bursa  CPO  Indonesia  dalam  kebijakan  penetapan  harga  acuan  biodiesel,” ungkap Kasan.

Kasan  mengungkapkan, saat  ini Bursa  CPO  Indonesia  memfasilitasi perdagangan  CPO  secara  fisik  dan futures. Nilai  transaksi  CPO futuresdalam Bursa CPO  Indonesia  mencapai  17.356  lot  atau  86.780 tonpada Januari-Juni 2024. Sebanyak 51 pelaku usaha telah menjadi anggota Bursa CPOIndonesia.

Berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS),  neraca  perdagangan  Indonesia  berhasil mencatatkan surplus  selama  49  bulan  berturut-turut  pada  Mei  2024  dengan  nilai  sebesar  USD  2,93  miliar.  Nilai tersebut naik 7,7 persen (MoM) dibandingkan April 2024 senilai USD 2,72 miliar.

“Salah satu penopang surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 adalah nilai ekspor nonmigas yang mencapai USD 4,26 miliar. Nilai ekspor nonmigas tersebut tentunya didukung dengan nilai ekspor CPO yang mencapai USD 1,08 miliar,” tutur Kasan.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: