NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Bupati Nunukan 2011-2016, H Basri yang maju kembali menjadi bakal calon bupati Nunukan di Pilkada Nunukan 2024 menilai pembangunan fisik dan non fisik di Kabupaten Nunukan dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir sangat rendah, karena kecilnya APBD Nunukan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang didapat dari Kementerian.
“Zaman saya jadi bupati, APBD Nunukan mencapai Rp2 triliun per tahun, tapi kemudian turun hingga saat ini hanya dikisaran Rp1,4 triliun,” kata Basri kepada Niaga.Asia, Senin (27/5/2024).
Beban masyarakat juga sangat berat sebab, pemerintah yang ada sekarang tidak bisa mengendalikan inflasi. Inflasi di Kabupaten Nunukan tertinggi di Kalimantan Utara, sehingga harga barang kebutuhan pokok mahal.
Menurut Basri, keberhasilan Pemkab Nunukan meraih WTP berturut-turut selama 8 tahun terakhir bukan berarti bupati dan wakil bupati berhasil mensejahterakan rakyat.
“WTP hanyalah nilai baik dan bersih untuk administrasi keuangan di lingkungan perkantoran,” ucapnya.
baca juga:
PKS Calonkan Mantan Bupati Nunukan Basri di Pilkada 2024
Basri juga mengeritik masalah krisis listrik dan air bersih yang gagal ditangani Pemkab Nunukan. Basri menerangkan penyelesaian persoalan listrik butuh koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dengan PLN.
“Pemkab Nunukan seharus =nya sering-sering koordinasi dengan PLN, kita harus tahu apakah mesin rusak, apakah kabel rusak, kita pemerintah harus tahu apa kesulitan dan kebutuhan PLN,” terangnya.
Kemudian, keluhan air bersih yang setiap tahun dipersoalkan masyarakat, menurut Basri, sebetulnya bukan hanya disebabkan perubahan iklim semata, tapi juga karena adanya kerusakan lingkungan, hutan dibiarkan dibabat untuk kebun sawit, padahal sawit sangat banyak menyedot air tanah.
“Apa yang sudah terjadi tidak perlu dipersoalkan, karena kewajiban ke depan seorang kepala daerah adalah mencari solusi agar ketersedian air bersih, cukup untuk kebutuhan masyarakat,” katanya.
Basri menyebut ada dua solusi untuk menjamin ketersediaan air bersih. Pertama memperdalam embung agar daya tampungnya meningkatkan. Kedua; air dari sungai Sembakung dialirkan menggunakan pipanisasi ke embung-embung ayang ada di Nunukan.
Perbaikan kesejahteraan ASN
Pada bagian lain, Basri mengatakan, bila terpilih kembali jadi bupati, akan memperbaiki kesejahteraan ASN dengan menjamin tunjangan pegawai setiap tahun tidak turun.
Pemerintah daerah tidak sendirian, ada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, tinggal bagaimana cara kepala daerah mendapatkan atau mencari bantuan keuangan lebih banyak.
“ APBD Malinau tembus Rp 3,189 triliun, kenapa Nunukan tidak bisa begitu. Artinya, ada yang belum maksimal di kita, makanya kerahkan energi mencari dana di pusat,” tutupnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: BasriPilkada Nunukan