JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., menyebut bahwa pihaknya telah memasang alat pendeteksi tsunami di laut Banten dan Selat Sunda.
Dalam keterangannya ia mengatakan pemasangan seismograf dan akselerograf untuk memberi peringatan dini gempa bumi megatrust yang berpotensi terjadinya tsunami besar.
“Kami memasang sirene ini juga sangat penting untuk evakuasi sebanyak 15, sebelumnya hanya dua. Tahun 2018 hanya 2, kemudian warning receiver system ini dipasang di BPBD kemudian di lokasi hotel, kemudian di industri itu sebanyak 81,” ujarnya, dilansir dari laman RRI, Selasa (27/8/24).
Ia mengungkapkan pihaknya belum dapat memprediksi secara akurat kapan gempa bumi megatrust terjadi, namun potensi wilayahnya dapat diketahui.
BMKG saat ini baru dapat mendeteksi tsunami akibat dampak gempa bumi megatrust melalui alat pendeteksi yang telah dipasang.
“Jadi mohon doanya, yang kami lakukan bukan prediksi, mohon izin kami tidak mampu melakukan prediksi, karena akurasinya masih sangat rendah. Kami memang lakukan itu, tapi akurasinya sangat rendah sehingga tidak kita publikasikan dan tidak kita pakai,” jelasnya.
Diakhir kesempatan ia menambahkan, BMKG telah memasang alat seismograf di laut Banten dan Selat Sunda sebanyak 39 unit. Alat akselerograf dipasang sebanyak 20 unit, dan alat pemantau tinggi laut atau automatic water level sebanyak 22 unit.@
Tag: Gempa