Bukan Sekadar Rawat Orang Sakit, RS di IKN Juga Jadi Bangunan Ikonik

Menkes Budi Gunadi saat meninjau progres pembangunan RS di IKN, Kamis 11 Juli 2024. (HO-Kemenkes)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan peninjauan kemajuan pembangunan Rumah Sakit Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 11 Juli 2024. RS itu diharapkan bukan sekadar merawat orang sakit, tapi juga menjadi ikon di kawasan IKN

Dalam kunjungan itu, Budi yang didampingi oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya, menerangkan kemajuan pembangunan Rumah Sakit IKN telah mencapai lebih dari 50% sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Desember 2023 lalu.

Budi Gunadi juga didampingi oleh arsitek RS IKN Andra Matin, dan seniman kontemporer dan pematung, Sunaryo. Budi berharap keberadaan seniman pematung Sunaryo dapat memberikan sentuhan keindahan nusantara pada arsitektur rumah sakit IKN.

“Kalau bisa, beliau (Pak Sunaryo) bisa bangun satu patung yang bisa menggambarkan keindahan alam nusantara,” ujar Budi Gunadi.

Budi menjelaskan, dia ingin RS IKN tidak hanya dipandang sebagai tempat orang sakit, tetapi juga sebagai ikon bahwa rumah sakit yang sedang dibangun adalah RS IKN.

“Ini juga agar rumah sakit ini tidak hanya dilihat sebagai rumah sakit, tapi sebagai ikon. Sehingga semua orang kalau datang ke sini ingat kalau ini rumah sakit nusantara,” sebut Budi Gunadi.

Mengenai konsep bangunan di RS IKN, Andra Matin selaku arsitek utama Rumah Sakit IKN menyatakan, RS IKN dirancang sebagai rumah sakit yang membumi dan memiliki keselarasan dengan konsep nusantara.

“Jadi, rumah sakit ini saya ingin bangun blend dengan lingkungannya. Jadi, bangunannya menggunakan warna yang down to earth bukan warna yang teriak-teriak. Kemudian, kami juga menggunakan fasad yang blend dengan arsitektur nusantara,” kata Andra Matin.

Selain dari segi estetika, arsitek Andra Matin juga memperhatikan segi fungsional bangunan RS IKN yang dirancangnya. Aspek fungsional yang menjadi perhatian, di antaranya menyediakan sirkulasi udara dan cahaya bagi penghuni bangunan, agar RS IKN menjadi bangunan hemat energi.

“Bangunan ini juga dirancang supaya lebih hemat energi, yaitu bangunannya tidak dibuat satu building, tapi dipecah menjadi dua. Di tengahnya, ada taman sehingga ada cross ventilasi. Ada cahaya yang bisa masuk,” ujar Andra Matin.

Lebih lanjut mengenai instalasi patung atau ikon yang akan ditempatkan di halaman depan rumah sakit, Sunaryo menjelaskan, patung tersebut berfungsi sebagai penyeimbang fasad bangunan. Kehadiran patung ini bertujuan agar rumah sakit tidak hanya dilihat sebagai bangunan biasa, tetapi juga memberikan kesan artistik dan unik bagi para pengunjungnya.

“Patung di sini bukan hanya untuk menjadi estetika taman, tetapi nanti menjadi semacam keseimbangan dengan bangunan itu sendiri,” ujar Sunaryo.

Sunaryo juga menambahkan, dengan ketinggian sekitar 10 lantai, kemungkinan tinggi instalasi patung di halaman depan Rumah Sakit IKN ini akan berkisar antara 10-12 meter. Hal ini dimaksudkan agar dari kejauhan, orang-orang sudah dapat melihat dan mengenali bahwa bangunan yang mereka lihat adalah Rumah Sakit IKN.

Menutup kunjungannya, Budi Gunadi menyampaikan harapannya agar keindahan arsitektur Rumah Sakit IKN ini dapat dinikmati melalui instalasi patung yang akan dibangun oleh seniman Sunaryo. Baik oleh mereka yang hanya lewat, maupun yang berkunjung ke rumah sakit.

“Patung ini dapat menyatu dengan lingkungan dan gedungnya. Tidak hanya dapat dinikmati oleh orang yang ada di rumah sakit, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya,” jelas Budi Gunadi.

Sumber: Humas Kemenkes | Editor: Saud Rosadi

Tag: