SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kinerja ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) masih didominasi oleh produk primer sebesar 93,0% atau senilai USD 31.1 miliar, dengan komoditas unggulan batubara, CPO dan turunannya serta bungkil/pakan ternak. Untuk peningkatan ekspor ke depan perlu ada strategi transformasi struktur ekspor dengan fokus pada ekspor nonmigas bernilai tambah dan jasa melalui kebijakan hilirisasi dan industrialisasi.
Staff di Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Aksamil Khair, S.Kom, M.Si mengungkapkan itu dalam Seminar Terbuka UMKM Go Ekspor dan Go Global yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPwBI Kaltim) saat meluncurkan program Export Kaltimpreneurs Tahun 2023 secara hybrid pada 4 Juli 2023 bertempat di Ruang Maratua KPwBI Kaltim.
Menurut Aksamil permintaan dunia terhadap produk unggulan UMKM ada lima produk, dengan pesaing cukup banyak.
“Ekspor komoditi makanan olahan Kaltim bersaing dengan negara China, Jerman, Belanda, USA, dan Italia. Komoditi Kain Perca kaltim di pasar global bersaing dengan China, USA, Jerman, India dan Italia,” ungkapnya.
Kemudian produk kerajinan Kaltim bersaing dengan produk kerajinan China, Vietnam, Jerman, Bangladesh, dan Belanda. Sedangkan kopi dan kopi olahan Kaltim di pasar ekspor bersaing dengan Brazil, Kolombia, Swiss, Jerman, dan Vietnam. Udang beku Kaltim di pasar internasional mendapat saingan dari Ekuador, India, Vietnam, Argentina dan Thailand.
Menurut Aksamil, permintaan dunia terhadap produk makanan olahan dapat dikatakan sangat besar, mencapai 147,1 miliar USD dengan pasar terbesar USA yaitu 60,5 miliar USD. Sedangkan potensi pasar kain perca 10,36 miliar USD, USA juga pasar terbesar yaitu 3.95 miliar USD.
Permintaan dunia akan produk kerajinan setahun 15,41 miliar USD dengan pasar terbesar USA, yakni 10,05 miliar USD. Sedangkan komoditi kopi dan kopi olahan, permintaan terbesar dari USA sebesar 9,9 miliar USD dan Jerman 5,68 miliar USD.
“Permintaan udang beku datang dari China, nilainya 6,19 miliar dan USA sebesar 6,02 miliar USD,” kata Aksamil menambahkan.
Diterangkan pula, kontribusi Ekspor Non-migas Kaltim terhadap Ekspor Nasional pada periode Jan-Apr 2023 tercatat USD 9,5 Miliar atau 11,69%, naik sebesar 8,24% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
“Neraca perdagangan Non-Migas Kaltim pada periode Jan-Apr 2023 mengalami surplus sebesar USD 9,0 miliar,” ungkapnya.
Menurut Aksamil, ekspor Kaltim ke dunia didominasi oleh produk primer sebesar 93,0%, atau senilai USD 31.1 miliar. Trend ekspor Kaltim pada periode 5 tahun terakhir 2018-2022, meningkat rata – rata sebesar 22,53% per tahun.
Ekspor utama produk primer Kaltim yakni batubara, CPO dan turunannya, bungkil dan pakan ternak. Sedangkan ekspor utama produk manufaktur meliputi produk kimia, pupuk, kayu dan produk kayu. Selanjutnya ekspor utama produk kreatif yaitu mainan, TPT, dan kerajinan.
Kemudian, negara tujuan ekpspor komoditi Kaltim, yang terbesar nilainya ke China, India, Jepang, Filipina, Taiwan, Malaysia, Korea, dan Bangladesh.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: BI KaltimEkspor KaltimUMKM