Dibebani Gedung-gedung Pencakar Langit, New York Juga Terancam Tenggelam

Kota New York. (Foto Getty Images via BBC News Indonesia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Daratan Kota New York telah tenggelam sebagian karena dibebani oleh gedung-gedung pencakar lainnya, dan kota ini bukanlah satu-satunya kota pesisir yang bernasib serupa. Berhubung permukaan laut juga meningkat, bisakah kota-kota ini diselamatkan?

Pada 27 September 1889, para pekerja menyelesaikan bagian terakhir pada The Tower. Gedung 11 lantai itu, berkat struktur kerangka bajanya, dianggap sebagai gedung pencakar langit pertama di Kota New York.

The Tower Building telah lama hilang, namun pembangunannya menandai dimulainya pesta konstruksi yang masih terus berlanjut.

Tom Ough Peranan dari BBC Future, dalam laporannya yang dilansir BBC News Indonesia, mengungkap, di  Kota New York seluas 777 kilometer persegi, terdapat 762 juta ton beton, kaca dan baja, berdasarkan perkiraan para peneliti United States Geological Survey (USGS).

Meskipun data itu menggeneralisasi jenis-jenis material bangunan, jumlah yang luar biasa itu belum termasuk belum termasuk perlengkapan dan furnitur di dalam jutaan bangunan itu. Data itu juga belum termasuk infrastruktur transportasi yang menghubungkan satu sama lain, serta 8,5 juta orang yang menghuninya.

Seluruh bobot itu berdampak luar biasa terhadap tanah tempat ia dibangun. Tanah itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Mei, tenggelam 1-2 milimeter per tahun, sebagian disebabkan oleh tekanan dari bangunan-bangunan di atasnya. Dan menurut para ahli, itu juga dipengaruhi penurunan muka tanah terhadap permukaan laut, di mana kenaikan permukaan laut relatif adalah sebesar 3-4 milimeter per tahun.

Angka itu terdengar kecil, namun selama beberapa tahun terakhir, ini telah memicu persoalan signifikan bagi kota-kota pesisir.

New York mengalami penurunan muka tanah

New York telah mengalami penurunan muka tanah sejak akhir zaman es. Terbebas dari beban lapisan es, beberapa daratan di Eastern Seaboard meluas, sementara bagian lain dari daratan pesisir, termasuk bongkahan di mana Kota New York berlokasi tampak menetap.

“Relaksasi itu menyebabkan penurunan,” kata Tom Parsons, seorang ahli geofisika di Pusat Ilmu Pesisir dan Kelautan Pasifik USGS di Moffett Field, California dan salah satu dari empat penulis studi tersebut.

Tapi bobot yang sangat berat dari area kota yang dibangun turut memperburuk penurunan ini, kata Parsons.

Dan ini adalah fenomena global. Kota New York, kata Parsons, “dapat dilihat sebagai perwakilan dari kota-kota pesisir lainnya di AS dan dunia yang populasinya terus bertambah akibat orang-orang yang bermigrasi ke kota tersebut, terkait urbanisasi, yang juga menghadapi kenaikan permukaan air laut”.

Ada berbagai alasan mengapa kota-kota pesisir tenggelam, namun infrastruktur yang dibangun manusia berperan menurunkan tanah.

Skala infrastruktur ini sangat luas. Pada tahun 2020, massa objek buatan manusia melampaui massa makhluk hidup.

Adakah yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kota-kota, yang beberapa di antaranya berpenduduk ratusan juta, agar tidak tenggelam?

**) Artikel ini sudah tayang di BBC News Indonesia yang sudah tayang dengan judul; “Jakarta hingga New York terancam tenggelam, mungkinkah kota-kota ini diselamatkan?”

Tag: