Ekspor Industri Pengolahan Kaltim, Ini yang Jarang Diketahui Orang

Foto BPS Kaltim.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ekspor sektor industri pengolahan Kalimantan Timur (Kaltim) menempati posisi kedua terbesar setelah sektor pertambangan dalam total ekspor nonmigas. Komoditas industri pengolahan Kaltim ini jarang dikethui orang, tapi sebetulnya cukup beragam.

Pada tahun 2023, sektor industri pengolahan menyumbang 17,49 persen dari total ekspor nonmigas. Namun, ekspor hasil industri pengolahan tahun 2023 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, turun sebesar 20,94 persen dari US$5.377,16 juta pada tahun 2022 menjadi US$4.251,31 juta pada tahun 2023.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan bertajuk “Publikasi Statistik Ekspor Provinsi Kalimantan Timur 2023” yang dipublikasikan secara digital, 02 Oktober 2024, beberapa komoditas industri pengolahan menunjukkan peningkatan dalam ekspor, seperti kayu olahan, bungkil dan residu, serta minyak makan dan lemak nabati dan hewani lainnya.

Namun, komoditas lain mengalami penurunan, termasuk kayu lapis, pupuk, sabun dan bahan pembersih rumah tangga, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, dan minyak kelapa sawit.

“Minyak kelapa sawit tetap menjadi andalan ekspor sektor industri manufaktur, dengan kontribusi sebesar 67,14 persen terhadap total ekspor sektor ini. Pada tahun 2023, nilai ekspor minyak kelapa sawit mencapai US$2.854,30 juta, meskipun mengalami penurunan sebesar 4,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Kepala BPS Kaltim, DR Yusniar Juliana, SST, MIDEC.

Komoditas ini diekspor terutama ke Tiongkok, Pakistan, dan Filipina, dengan nilai masing-masing sebesar US$1.337,24 juta, US$334,33 juta, dan US$183,14 juta.

Menurut BPS, pengiriman komoditas ini dilakukan dari pelabuhan Balikpapan, Bontang, Bontang Bay, dan Sangkulirang, dengan nilai ekspor masing- masing US$2.678,83 juta, US$170,19 juta, US$3,77 juta, dan US$1,50 juta.

Kemudian, ekspor pupuk pada tahun 2023 mencapai US$843,61 juta, mengalami penurunan signifikan sebesar 51,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pupuk masih berperan penting dengan kontribusi 19,84 persen terhadap ekspor sektor industri manufaktur.

“Pupuk diekspor terutama ke India, Tiongkok, dan Korea Selatan, dengan nilai masing-masing sebesar US$136,02 juta, US$113,48 juta, dan US$111,59 juta, melalui pelabuhan Bontang,” ungkap Yusniar.

Ekspor komoditas kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian mencapai US$201,25 juta pada tahun 2023, menurun sebesar 31,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditas ini memiliki peranan sebesar 4,73 persen terhadap total ekspor sektor industri  pengolahan.

Ekspor kimia dasar organik ini sebagian besar ditujukan ke Belanda, Tiongkok, dan Italia, dengan nilai masing-masing sebesar US$110,36 juta, US$39,32 juta, dan US$30,31 juta.

“Pengiriman dilakukan melalui pelabuhan Balikpapan, Bontang, dan Bontang Bay, dengan nilai ekspor masing-masing US$150,84 juta, US$46,93 juta, dan US$3,47 juta,” lapor BPS.

Pada tahun 2023, ekspor kayu olahan menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai US$68,46 juta, naik 84,00 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun hanya menyumbang 1,61 persen dari total ekspor sektor industri manufaktur, komoditas ini menunjukkan potensi pertumbuhan.

Menurut BPS, kayu olahan diekspor terutama ke Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, dengan nilai masing- masing US$67,40 juta, US$0,55 juta, dan US$0,46 juta. Ekspor kayu olahan dilakukan melalui pelabuhan Balikpapan dan Samarinda, dengan nilai masing-masing US$67,37 juta dan US$1,09 juta.

Penulis: Intoniswan | Editor Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: