TANAH GROGOT.NIAGA.ASIA — Bukan lantaran lakon ‘Calon Arang’ yang dipentaskan Padepokan Ilalang pada Festival Paser Mas, di Taman Promosi Wisata Putri Petung, Tanah Grogot, Paser, Jumat 8 Maret 2024 lalu mengandung mistis, namun hujanlah yang membawa hikmah bagi dunia kesenian.
Pasalnya begini, ketika ‘Calon Arang’ (CA) disutradarai Suwanto, tampil di panggung terbuka, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
Namun para pemain lakon yang menceritakan tentang kisah cinta dan intrik keraton itu tetap berakting di bawah guyuran hujan lebat, dan angin kencang.
Sontak Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Paser (DKKP) Hendra Wahyudi, yang menyaksikan pentas teater itu mengaku prihatin.
“Dari pentas teman-teman yang diguyur hujan dan angin deras lantaran pentas di tempat terbuka, kita mendapat pelajaran bahwa perlu ada gedung kesenian yang refresentatif sebagai wadah berekspresi kesenian, tanpa terhalang kendala alam,” kata Hendra Wahyudi yang juga Ketua DPRD Paser.
Ihwal itu, katanya, menjadi pekerjaan rumah bagi DKKP untuk mengusulkan kepada Pemkab Paser agar membangun gedung kesenian.
Keberadaan gedung kesenian itu kelak, lanjut Hendra Wahyudi, mampu meningkatkan kualitas karya para seniman Paser untuk bersaing di tingkat lokal, Kaltim bahkan nasional.
“Apalagi posisi Paser yang menjadi salah satu pintu gerbang IKN di bidang kebudayaan dan bidang lainnya,” ujar Hendra menegaskan.
Sementara itu, terlepas dari gagasan Hendra Wahyudi itu, pentas CA sendiri diapresiasi Ketua Panitia Festival Paser Mas Fachroel Hadi.
“Salut kepada kelompok teater Padepokan Ilalang yang saya anggap sukses membawakan lakon itu,” cetusnya.
Apresiasi yang sama juga disampaikan Kabid Kebudayaan Dikbud Paser Supriani.
“Pentas yang merupakan kerjasama DKPP dan Dikbud Paser itu memberikan bukti bahwa seni teater Paser tidak tertinggal dibanding daerah lain di Kaltim,” imbuhnya.
CA yang dalam penggarapannya berkolaborasi dengan Sanggar Tari Nyerua Taka pimpinan Irma Erpiana, menampilkan sejumlah aktor/aktris senior dan yunior Paser, seperti Dodi Wahyudi (Ratu Wora Wari), Retno Endah (Calon Arang), Firli (Patih) dan Upik (Senopati).
Ditambah pendukung lainnya, Ki Hamid Asmoro (Prabu Airlangga), Eko Budi Santoso (Patih), Irma Erpiana (Retno Panggalih), Sugi Wiyatno (Empu Barada), Fredy (Empu Bahula), Parmo (Joko Leno), Triyani (Sekar), Mbah Sis (Bapak) dan Suwarti (si Mbok).
Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi
Tag: KaltimKebudayaanKesenianPaser