SINGAPURA.NIAGA.ASIA – Kementerian Perdagangan ingin mengembalikan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama di tingkat global dalam produksi dan ekspor kakao.
Pada 2023, ekspor produk kakao Indonesia ke dunia tercatat sebesar 340,14 ribu ton dengan nilai mencapai USD 1,2 miliar. Pada tahun tersebut, impor Indonesia untuk produk kakao tercatat sebesar 340,45 ribu ton dengan nilai USD 979 juta.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan itu dalam sambutannya yang dibacakan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Khrisna Hasibuan pada pembukaan Cocoa Association of Asia-International Cocoa Conference Exhibition (CAA-ICCE) 2024 di Raffles City Convention Center, Singapura, Kamis 12/9/2024).
Konferensi yang berlangsung pada 12—13 September 2024 ini mengambil tema “A Confluence for Positive Change”.
Berdasarkan data International Cocoa Organization, Indonesia merupakan negara produsen biji kakao terbesar di kawasan Asia dengan pangsa produksi sebesar 62,3 persen. Daerah dengan penghasil biji kakao terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Adapun ekspor kakao Indonesia didominasi oleh produk dengan kode HS 1804 (mentega, lemak, dan minyak kakao) dengan pangsa lebih dari 50 persen. Sementara tujuan utama ekspor Indonesia di antaranya, India dengan pangsa 17 persen, Uni Eropa (16 persen), dan Amerika Serikat (15 persen).
CAA-ICCE 2024 merupakan suatu kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berkumpul, berdiskusi, dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam membantu memajukan industri kakao dan cokelat global, khususnya di regional Asia.
“Kami mengapresiasi penyelenggaraan CAA-ICCE 2024 yang menghadirkan tokoh-tokoh penting yang dapat mendukung perkembangan industri sektor kakao di dunia. Diharapkan CAA-ICCE 2024 dapat berkontribusi membantu menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi industri kakao dan cokelat global,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.
CAA-ICCE merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Konferensi ini berfokus pada topik yang paling relevan dengan para pakar lintas industri yang diselenggarakan CAA.
Sementara CAA adalah asosiasi pedagang dan pemroses biji kakao di Asia yang bertujuan mempercepat pertumbuhan industri kakao dan cokelat, mendorong pertumbuhan berkelanjutan dalam budidaya dan pengolahan kakao, serta menciptakan dampak positif bagi petani kakao.
Wakil Indonesia yang menjadi anggota CAA, antara lain, Asosiasi Kakao Indonesia, Barry Callebaut Indonesia, Cargill Indonesia, Ceres, Glico Indonesia, JB Cocoa, Mondelez Indonesia, serta Nestle.
CAA-ICCE 2024 bertujuan untuk meningkatkan berkolaborasi pelaku industri sektor kakao. Forum ini membahas strategi dalam mendukung perkembangan sektor industri kakao yang berkelanjutan, kemajuan teknologi, perubahan iklim global, serta tren pemasaran di sektor kakao.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Kakao