BALI.NIAGA.ASIA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo beserta jajaran atas dukungannya pada acara Opening Session ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM), di Nusa Dua Bali, hari ini, Jumat (31/03).
Pertemuan ini merupakan AFMGM pertama yang diselenggarakan secara langsung setelah 3 tahun berturut-turut dilakukan secara virtual pada tahun 2020, 2021, dan 2022.
Di bawah Keketuaan Proses Keuangan ASEAN dalam AFMGM ke-9 kali ini, Menkeu berkomitmen terus berkoordinasi dengan Menteri Keuangan ASEAN dan Gubernur Bank Sentral untuk memajukan kepentingan bersama dalam Proses Keuangan regional menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
“Pertumbuhan ekonomi telah dan akan selalu menjadi kisah ASEAN. Dan untuk memastikan hal ini terus berlanjut, kita harus memperkuat kapasitas ASEAN untuk menjawab tantangan yang kita lihat hari ini, dan tantangan yang diharapkan untuk 20 tahun ke depan,” ungkapnya dalam acara bertajuk “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” tersebut.
Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan bahwa saat ini ASEAN telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sejak tahun 2010 hingga 2019, dimana wilayah ini secara konsisten menyumbang 3% dari PDB riil dunia, meski sempat mengalami kontraksi pada tahun 2020-2021 akibat pandemi. Menkeu berharap, pemulihan penuh terjadi pada tahun 2022 dan memiliki prospek positif pada tahun 2023 namun dengan tetap waspada.
“Namun demikian, kita harus tetap waspada dan bersiap bahwa beberapa tantangan eksternal dapat menyebabkan gejolak pada perekonomian kita. Kita harus terus memperbaharui kebijakan kita untuk merespon situasi yang dinamis. Kita tidak boleh berpuas diri dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan kita. Sebaliknya, kita harus secara aktif menjaga dan memfasilitasi ini, terutama untuk memastikan keberlanjutannya,” ujar Menkeu.
Di samping itu, di bawah badan sektoral kuangan dan Bank Sentral, Menkeu megatakan terdapat 6 inisiatif yang tercermin dalam 6 komite kerja, yang terdiri dari liberalisasi jasa keuangan, liberalisasi akun modal, pengembangan pasar modal, inklusi keuangan, kerangka kerja integrasi perbankan ASEAN, dan sistem pembayaran dan penyelesaian.
“Beberapa inisiatif sudah berlangsung lama, sejak tahun 1999, dan beberapa relatif, sejak tahun 2015. Inisiatif tersebut membentuk alat penting bagi kami, bahwa mereka berkontribusi pada ketahanan ekonomi kawasan kami, serta ketahanan ekonomi masing-masing anggota. Sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi di bawah badan sektoral kami, adalah tanggung jawab kami untuk berkolaborasi untuk membuat kemajuan nyata, mengelola semua inisiatif ini secara strategis sehingga terus memberikan manfaat optimal bagi kita semua,” ujarnya.
Dengan begitu, Menkeu berharap pertemuan ini dapat menghadirkan solusi dan mempererat kolaborasi antar semua anggota.
“Kami mempertimbangkan keadaan semua anggota dan kami dapat memastikan tidak ada yang tertinggal. Semua suara kalian sangat berarti bagi kerja sama kita, sebagai tetangga kita adalah saudara dekat yang harus saling mengandalkan. Seperti yang diungkapkan secara efektif dalam Lagu Kebangsaan ASEAN, “Kami berani bermimpi kami peduli untuk berbagi. Bersama untuk ASEAN. Karena itu cara ASEAN”, pungkas Menkeu.
Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan
Tag: ASEAN