SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 4 kota IHK di Kaltim periode Juni 2024 tercatat deflasi sebesar 0,05% (mtm), sehingga secara tahunan melandai menjadi 2,99% (yoy) sejalan dengan inflasi nasional yang lebih rendah dari periode sebelumnya.
“Ini bukti upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim oleh TPID se-Kaltim, berhasil,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Niaga.Asia, pagi ini, Selasa (2/7/2024).
Menurut Budi, guna memastikan ketersediaan, pemerintah Kota Samarinda terus mendistribusikan Beras Cadangan Pemerintah (CPP) di seluruh desa/kelurahan di Samarinda, penyaluran beras SPHP juga terus disalurkan ke Kios Penyeimbang Inflasi di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka.
“Upaya untuk menjaga keterjangkauan harga melalui pasar murah terus dilakukan di Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Kota Balikpapan,” ujarnya.
Sidak pasar juga dilakukan di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara guna memastikan stabilitas harga. Sebagai penguatan komunikasi efektif, himbauan belanja bijak diserukan untuk menjaga ekspektasi masyarakat.
Komunikasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret dalam pengendalian inflasi serta diskusi pembentukan toko penyeimbang di Kabupaten/Kota Kaltim.
Selain itu, telah dilaksanakan, Rapat Koordinasi Nasional TPID Award 2024 dimana Kabupaten Kutai Kartanegara terpilih menjadi Kabupaten Berprestasi di Wilayah Kalimantan.
“Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan peringkat 2 Provinsi Terbaik di Wilayah Kalimantan dan Kota Samarinda mendapatkan peringkat 2 Kab/Kota Terbaik di Wilayah Kalimantan,” paparnya.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K guna pengendalian inflasi. Melalui inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Menurut Budi, di tengah padatnya aktivitas MICE dan momentum HBKN Idul Adha, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami deflasi seiring dengan kecukupan pasokan pangan strategis.
Pada bulan Juni 2024, penurunan harga utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,18%(mtm) dengan andil deflasi sebesar 0,05% (mtm).
Koreksi harga pada kelompok ini utamanya disumbangkan oleh turunnya harga Tomat yang disebabkan oleh melimpahnya pasokan, turunnya harga Bawang Merah seiring panen raya pada sentra produksi seperti di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, normalnya harga Beras sejalan masifnya gerakan penyaluran beras SPHP oleh Bulog sehingga mampu menekan harga beras di pasar.
Selain itu, permintaan ikan relatif melandai pada momentum Idul Adha di tengah pasokan yang cukup mendorong turunnya harga Ikan Tongkol dan Ikan layang. Di sisi lain, deflasi lebih lanjut pada periode Juni 2024 ditahan oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 0,51%(mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,03%(mtm).
Peningkatan harga emas perhiasan terus berlanjut sebagai dampak kenaikan harga emas secara global sejalan dengan ketidakpastian ekonomi global.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: BI KaltimInflasi Kaltim