SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sejak penyair yang berjuluk ‘Si Burung Merak’ Rendra meninggal dunia dan penyair Emha Ainun Nadjib yang kini dalam kondisi sakit, hampir tidak ada lagi di Republik ini pembaca puisi lain yang mampu memukau publik di pentas-pentas baca puisi.
Ketika Rendra atau Emha Ainun Nadjib membacakan puisi, penonton seolah dihipnotis, perasaannya luruh dan larut dengan sajak yang dibawakan kedua penyair itu.
“Ketika Cak Nun — sapaan akrab Emha Ainun Nadjib— datang ke Samarinda saat menjadi juri teater Porseni Mahasiswa Regional se Kalimantan, tahun 1982, menyampaikan hal ihwal tentang teater, sastra dan pembacaan puisi,” kata seniman senior Kaltim, Hamdani, Rabu (3/8/2023).
Kala itu, lanjut Hamdani, seusai memberikan pelatihan teater kepada seniman teater Samarinda, Cak Nun sempat berbincang tentang teknik baca puisi.
Dikatakan suami artis Novia Kolopaking ini, dalam membaca puisi ada empat hal yang harus diperhatikan.
Pertama, interpretasi puisi. Si pembaca harus mampu menafsirkan isi perasaan dan isi pikiran puisi untuk diekploitasi ke dalam ekspresi visual dan ekspresi vokal.
Kedua, ekspresi vokal. Puisi yang telah ditafsirkan itu selanjutnya diekspresikan melalui vokal si pembaca. Tentu dengan menggunakan vokal yang punya ‘power’, artikulasi yang bagus, tempo dan irama yang tepat.
Ketiga, ekpresi visual. Mimik atau ekpresi wajah yang paling menonjol dalam mengekspresikan isi puisi. Ekspresi visual juga meliputi gerak gestur tubuh, tangan dan kaki. Juga bisnis (gerakan jari jemari) patut dihiraukan.
Keempat, kreatifitas. Pada hakikatnya pembacaan puisi adalah tontonan yang dirancang agar dapat dinikmati penonton. Si pembaca berposisi sebagai media menyampaikan pesan yang terkandung di dalam puisi.
“Harus ada kreatifitas dalam pembacaan puisi. Misalkan adanya iringan musik, busana, properti dan gerak teaterikal. Belakangan muncul genre dalam dunia baca puisi, yakni musikalisasi puisi atau teaterikalisasi puisi,” demikian Handami mengutip Cak Nun.
Namun, kata Cak Nun, kunci sukses dari pembacaan puisi ada pada kemampuan menginterpretasikan atau menafsirkan puisi yang dibawakan.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Advetorial
Tag: Puisi