SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi nasional, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,21 persen hingga Triwulan III/2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kaltim M Syaibani, di Pendopo Odah Etam Provinsi Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Selasa 17 Desember 2024.
“Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini sebesar 6,21 persen sampai triwulan III tahun 2024,” katanya Syaibani.
Syaibani bilang perekonomian Kaltim pada Triwulan III tahun 2024 ini meningkat dibandingkan capaian Triwulan III/2023 (year on year/YoY) yang hanya 5,29 persen.
Sedangkan Triwulan II/2024 dibanding pertumbuhan ekonomi Kaltim pada Triwulan III 2024 lebih rendah sebesar 0,33 persen.
“Pada Oktober 2024 neraca perdagangan Kaltim masih mencatatkan surplus sebesar USD 15,9 miliar, yang menunjukkan daya tahan dan sekaligus potensi perekonomian Kaltim dan didukung dengan kinerja ekspor yang kuat serta peningkatan impor barang modal dan bahan baku,” ujar Syaibani.
Diterangkan, untuk tahun 2025 pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksi antara 5,1 – 5,5 persen. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Kaltim diproyeksikan tumbuh sebesar 5,35 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Kaltim saat ini masih bergantung pada komoditas industri pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit,” sebut Syaibani.
Dijelaskan, sektor batu bara dan perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada penerimaan daerah secara signifikan. Namun, kedua sektor ini masih dinilai mampu memicu resiko kerusakan lingkungan di masa mendatang.
“Ke depannya penting bagi kita untuk menghadapi diversifikasi ekonomi Kaltim, dengan tetap mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, tingkat inflasi di Kaltim pada tingkat optimal menjadi tantangan strategis seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan, imbas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Peningkatan permintaan pangan yang signifikan harus diimbangi dengan upaya memperkuat ketersediaan pasokan
lokal, melalui pengembangan sektor pertanian dan distribusi yang efisien,” jelas Syaibani.
Dengan langkah ini, Kaltim dapat mengantisipasi lonjakan harga yang berpotensi mendorong inflasi, sekaligus memastikan kestabilan ekonomi daerah di tengah pembangunan IKN.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Ekonomi KaltimKaltimPerekonomian