Keruk Longsor Tutupi Jalan, Warga Nunukan Dapat Cuan Jual Tanah Rp 100.000 per Truk

Warga mengeruk tanah longsoran untuk dijual sebagai tanah timbunan (Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Longsoran tanah yang menutupi jalan di Fatahillah atau depan SMAN 1 Nunukan, Kabupaten Nunukan, membawa rezeki bagian sebagian masyarakat, yang secara spontan mengumpulkan tanah untuk dijual ke pembeli.

“Lapisan tanahnya sangat tepat sekitar 50 sentimeter. Awalnya kami mengeruk tanah untuk disingkirkan ke tepi jalan agar lalu lintas kendaraan lancar,” kata salah seorang warga, Nurdin kepada niaga.asia, Kamis 17 April 2025.

Melihat semakin tebalnya lapisan tanah, Nurdin bersama sejumlah warga berinisiatif mengumpulkan tanah itu ke dalam karung, dan sebagian lagi menumpuknya di tanah kosong tepi jalan.

Sisa-sisa longsoran tanah secara tidak langsung menjadi lahan penghasilan dadakan bagi warga, dengan menjualnya Rp 100.000 per truk. Biasanya pembeli datang sendiri, menanyakan tumpukan tanah itu dijual per karung sak semen atau truk.

“Ada saja orang lewat bertanya apakah tanah dijual? Kami juga merasa terbantu karena tanah cepat habis dan jalan bersih,” ujar Nurdin.

Tanah longsoran bercampur dengan pasir biasanya digunakan untuk kebutuhan timbunan pembangunan rumah. Sampai hari ini, Nurdin sudah menjual 10 truk, ditambah beberapa karung sak.

Penghasilan dadakan pengumpul tanah hanya ada tiap kali limpahan air imbas hujan deras, yang membawa kandungan tanah dan pasir. Sebenarnya, kondisi ini sangat mengganggu aktivitas kendaraan dan pejalan kaki yang melintasi jalan.

“Tumpukan tanah persis di depan SMAN 1 Nunukan. Kasihan anaka-anak sekolah, dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan lalu lintas,” sebut Nurdin.*

Nurdin tidak mengetahui pasti asal usul longsoran tanah itu. Hanya saja, warga menduga tanah-tanah tersebut terbawa air hujan yang turun dari lereng gunung sekitar lokasi Gereja Santo Gabriel.

Aktivitas Nurdin bersama teman-temannya menggali tumpukan tanah longsoran mendapat dukungan warga setempat, karena dinilai sangat membantu mempercepat proses pembersihan jalan dari tumpukan tanah.

“Siapa saja boleh ambil tanah ini, tidak ada larangan. Bahkan warga sini sangat senang kalau jalannya dibersihkan,” jelas Nurdin.

Terpisah, pelajar SMAN 1 Nunukan Mukarochmah Reyna Puspita mengaku cukup khawatir melihat jalan di depan sekolahnya yang selalu digenangi tanah basah, akibat longsoran dari lereng gunung.

“Kami takut melewati jalan. Ada beberapa teman di sekolah terpeleset di jalan karena licin dan susah dilewati,” terangnya.

Tumpukan tanah basah selalu terjadi tiap hujan turun. Namun baru kali ini ketebalan tanah sangat mengganggu karena belum sempat dibersihkan, hujan kembali turun sehingga semakin menambah ketebalan tanah.

“Tiap hujan pasti begitu. Tapi baru 2 minggu ini sangat parah. Apalagi Nunukan sering hujan,” demikian Reyna.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi

Tag: