SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kinerja lapangan usaha (LU) Pertambangan dan ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) sedikit melambat di triwulan II 2024 akibat perlambatan produksi batubara seiring curah hujan yang tinggi serta permintaan batubara dari negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok, yang tercatat melambat akibat peningkatan pasokan batubara domestik negara tersebut.
Pada Triwulan II 2024 sektor pertambangan tumbuh sebesar 6,44% (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 10,47% (yoy).
Tapi kinerja ekonomi utamanya di dorong oleh sektor konstruksi. Kinerja LU Konstruksi ini sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pertumbuhan investasi yang mendorong ekonomi Kaltim dari sisi pengeluaran.
Sektor konstruksi tumbuh positif sebesar 16,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 12,26% (yoy), seiring dengan pengerjaan target fungsional IKN dalam rangka persiapan penyelenggaraan kegiatan rangkaian HUT RI ke-79 di IKN.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam acara Temu Responden Tahun 2024 yang mengusung tema: “Peluang dan Tantangan Investasi di Provinsi Kaltim di Tengah Dinamika Global”pada hari Kamis, 10 Oktober 2024 di Hotel Mercure Samarinda.
Temu Responden Tahun 2024 ini dalam rangka memperkuat sinergi serta kolaborasi antara Bank Indonesia dan responden liaison, dihadiri 170 tamu undangan, yang terdiri dari perwakilan instansi vertikal, organisasi pemerintahan daerah (OPD), akademisi, serta seluruh korporasi di wilayah kerja KPw BI Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi responden.
Dalam Opening Remarks, Budi Widihartanto juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan peran serta responden liaison dan survei untuk memperoleh informasi perkembangan dan arah kegiatan usaha terkini.
Selain itu, Kegiatan Temu Responden 2024 yang merupakan event tahunan yang secara rutin diselenggarakan. Event ini juga merupakan wadah untuk para responden/pelaku usaha di wilayah Kaltim untuk bertukar pikiran mengenai isu perekonomian terkini.
“Dari perkembangan ekonomi makro daerah, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 5,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan regional Kalimantan dan Nasional,” kata Budi.
Tinggi nya perkembangan ekonomi di daerah di iringi dengan perkembangan Inflasi di Kaltimyang terjaga. pada September 2024,secara spasial 3 dari 4 Kabupaten/Kota IHK Kaltim mengalami inflasi dengan laju tertinggi terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebesar 0,23% (mtm).
Selanjutnya, disusul oleh Kota Balikpapan dan Samarinda dengan laju masing-masing sebesar 0,10% (mtm) dan 0,01% (mtm). Sementara itu, Kabupaten Berau menjadi satu satunya yang mengalami deflasi dengan laju sebesar 0,02% (mtm).
Menurut Budi, pada tahun 2024 dan 2025 inflasi Kaltim diprakirakan akan berada pada rentang target inflasi nasional sebesar 2,5±1%yang di dorong oleh penguatan koordinasi dan sinergi yang terus dilakukan dalam pengendalian inflasi melalui forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Sejalan dengan ekonomi Kaltim yang kuat, investasi di Kaltim juga cukup menjanjikan, terlihat dari cukup tingginya peringkat realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA) yang masuk ke Kaltim.Hingga semester I 2024, penanaman modal dalam negeri atau PMDN yang masuk ke Kaltim tercatat sebesar Rp24,4 triliun, atau berada di tingkat 5 se-nasional.
“Pada periode yang sama, penanaman modal asing atau PMA yang masuk ke Kaltim tercatat sebesar USD589 juta, atau berada di tingkat 15 se-nasional,” ucap Budi.
Dalam kegiatan ini juga turut hadir 3 narasumber yaitu Josua Pardede Chief Economist dari Permata Bank yang membahas bagaimana perubahan global mempengaruhi perekonomian Kaltim, prospek dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh perekonomian Kaltim dalam beberapa tahun ke depan.
Kemudian Muchamad Iqbal Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya, dari Kementerian Investasi/BKPM yang memberikan memberikan gambaran mengenai upaya pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif bagi investor dalam negeri maupun asing;.
Narasumber ketiga, Reza Valdo Maspaitella, Ketua Komite Tetap Perencanaan Bidang Investasi Kadin Indonesiayang membahas sinergi pemerintah dan swasta dalam mendukung investasi Kaltim.
Budi menegaskan, ke depan, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan seluruh pihak, termasuk data dan informasi yang berkualitas guna mendukung perumusan rekomendasi kebijakan merupakan syarat penting tercapainya perekonomian Kaltim yang maju.
Bank Indonesia Kaltim pada triwulan II 2024, melaporkan, struktur perekonomian Kaltim masih didominasi oleh 5 (lima) LU utama, yakni pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, pertanian, dan perdagangan.
Pada triwulan II 2024, kinerja sektor konstruksi dan perdagangan tercatat tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor pertambangan dan pertanian turut mencatat pertumbuhan positif namun melambat dari triwulan sebelumnya, di tengah sektor industri pengolahan yang terkontraksi.
Andil kinerja masing-masing sektor antara lain: pertambangan 2,97% (yoy), industri pengolahan -0,45% (yoy), konstruksi 1,35% (yoy), perdagangan 0,58% (yoy), dan pertanian 0,20% (yoy).
Berdasarkan pangsa, ekonomi Kaltim pada triwulan II 2024 didominasi oleh lapangan usaha pertambangan dengan pangsa sebesar 38,69%, disusul oleh industri pengolahan, konstruksi, pertanian, dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,98%, 11,66%, 8,52%, dan 6,93% atau menguasai total pangsa sebesar 83,78% dari total ekonomi Kaltim.
Peningkatan kinerja sektor konstruksi dan sektor perdagangan, serta sektor pertambangan yang masih terjaga positif menjadi penopang utama ekonomi Kaltim di triwulan II 2024. Sektor pertambangan tumbuh positif sebesar 6,44% (yoy), meski melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 10,47% (yoy).
Penurunan permintaan dari negara mitra dagang utama yaitu Tiongkok dan ASEAN, serta tingginya curah hujan menjadi pendorong utama perlambatan sektor pertambangan. Tercatat curah hujan rata-rata bulanan sepanjang triwulan II 2024 sebesar 219,1 mm/bulan, lebih tinggi dibandingkan dengan curah hujan rata-rata di triwulan I 2024, yakni 211,6 mm/bulan.
Namun demikian, pertumbuhan yang masih terjaga positif, diiringi dengan pangsanya yang besar (38,69%) menjadikan pertambangan sebagai sektor dengan andil pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 2,97% (yoy).
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: BI KaltimEkonomi Kaltim