
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya melestarikan Badak Sumatera yang berada di Kalimantan. Salah satu caranya dengan teknologi pengembangbiakan terbantu di luar induk aslinya (ART = Assisted Reproductive Technology).
Pada Selasa, 31 Oktober 2023, dibantu tim IPB University dilakukan pengambilan sel telur atau oosit terhadap salah satu Badak betina Kalimantan bernama Pahu, yang berada di Santucary Badak Kalimantan di Kelian Kutai Barat.
Kepala BKSDA Kalimantan Timur M Ari Wibawanto mengatakan, pengambilan sel telur badak Pahu dilakukan untuk mempertahankan kelestarian Badak Sumatera yang berada di Kalimantan khususnya Kalimantan Timur.
“Dalam kurun waktu 20 jam sel telur Badak Pahu harus dapat diterima di Laboratorium IPB University Bogor dari santuary badak kami di Kelian Kutai Barat” kata Ari dalam konferensi pers di Grand Jatra Hotel, Selasa (31/10) malam.
Pahu merupakan Badak Kalimantan berjenis kelamin betina yang telah berhasil dipindahkan dari habitatnya ke Suaka Badak Kelian (SBK) di Hutan Lindung Kelian PT Hutan Lindung Kelian Lestari pada tahun 2018.

Pahu mempunyai panjang badan 200 cm dan tinggi 107 cm, relatif lebih kecil jika dibandingkan badak yang ada di Sumatera. Berdasarkan struktur giginya, umur Pahu diperkirakan 30 tahun.
Berat badan Pahu saat pertama masuk karantina adalah 320 kg, dan terus meningkat sejalan dengan tercukupinya nutrisi melalui asupan pakan yang yang diberikan tiap harinya. Saat ini berat badan Pahu sudah mencapai 366 kg, cukup ideal jika dibandingkan dengan ukurannya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya Satyawan Pudyamoko menuturkan, pengembangbiakan buatan harus dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian badak Sumatera di Kalimantan. Saat ini hanya tersisa dua ekor di dunia.
“Badak Sumatera yang berada di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur yang terpantau hanya berjumlah dua ekor dan itu pun betina semua,” ujarnya.
Oleh karena itu, diupayakan semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelestariannya. “Salah satunya dengan pengembangbiakan buatan atau bayi tabung dengan induk Badak Sumatera yang ada di TN Way Kambas atau lokasi lainnya di Sumatera,” ungkapnya.
Proses bayi tabung badak sepenuhnya dilakukan oleh Tim ART Badak IPB University dengan asistensi KLHK. Selain pengambilan sel telur Badak Pahu, juga diambil sampel-sampel genetik lainnya dari Pahu.
“Kami juga mengambil sel kulit dan darah, yang akan kita analisis di laboratorium kami di bogor,” tuturnya.
Ketua tim ART IPB University Muhammad Agil menambahkan, proses pembuatan embrio badak pahu ini berjalan dengan baik dan lancar.
`”Kita akan titipkan embrio tersebut ke rahim salah satu badak betina yang berada di Sumatera sebagai induk titip atau induk pengganti (surrogate mother),” pungkasnya.
Penulis: Heri | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: Badak