JAKARTA.NIAGA.ASIA – Demi memanfaatkan potensi bonus demografi tahun 2045, Panja Perguruan Tinggi Komisi X DPR RI ingin melakukan perbaikan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. Pasalnya, berdasarkan informasi yang diterima, saat ini para pelajar Indonesia yang mampu mencapai perguruan tinggi hanya mencapai kurang dari 20 persen.
Demikian pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf saat membuka Rapat Dengar Pendapat dengan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek; Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; Direktur Jenderal Riset, Teknologi, dan Pengabdian; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2022).
“Kami juga berbicara dengan BKKBN tentang bonus demografi. Jika dihubungan dengan angka fertilitas, ternyata masih menumpuk di Pulau Jawa, (sedangkan) di beberapa daerah masih sedikit. Kami memperoleh catatan dari BKKBN, apakah menjadi bonus (demografi) ini membawa bonus atau malah tidak jadi bonus?” ungkap Dede.
Politisi Fraksi Partai Demokrat itu khawatir, jika tidak dibarengi oleh kesiapan perguruan tinggi maka generasi muda masa depan akan cenderung tidak tangguh menghadapi Revolusi Industri 4.0. Apalagi pada masa tersebut, dunia akademis dan dunia industri juga dituntut untuk saling berkolaborasi. Maka, menurutnya, penting mengawasi pengelolaan perguruan tinggi.
“Kalau kita lihat revolusi industri 4.0, yang dibutuhkan adalah kompetensi. Yang nanti survive, bisa dari yang sisi akademik, bisa dari sisi kompetensi. Kita juga bingung riset seperti apa yang dilaksanakan BRIN. Pertanyaan besarnya, sudahkah riset-riset akademik digunakan oleh negara?” pungkasnya.
Sumber: Humas DPR RI | Editor: Intoniswan
Tag: Perguruan Tinggi