NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Komunitas Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) Kabupaten Nunukan serahkan akte lahir dua anak dari keluarga tidak mampu, Delta Ratna Sari (10) agar bisa melanjutkan pendidikan dan bagi Hofni (3) anak penderita stunting.
Ketua WPP Nunukan AKP Eka Berlin menyatakan, penyerahan akte lahir bagi anak tidak mampu bertujuan untuk memudahkan anak-anak dapat bersekolah karena dokumen tersebut akan menjadi syarat pendaftaran murid baru.
“Kedua anak ini sebelumnya tidak memiliki akte lahir tapi statusnya terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) sebagai anak dari ibu bernama Magli Lamong (27),” kata Berlin pada Niaga,Asia, Rabu (01/02/2023).
Magli Lamong adalah orang tua tunggal dari Delta dan Hofni yang tinggal di Jalan Kampung Timur, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan. Keluarga asal Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur merantau ke Nunukan tahun 2020 lalu.
Sejak berada di Nunukan, Delta tidak lagi bersekolah disebabkan keterbatasan biaya dan belum memiliki akte lahir. Sedangkan adiknya bernama Hoflin tercatat sebagai balita stunting karena memiliki gangguan pertumbuhan badan.
“Delta pernah sekolah sampai kelas II sekolah dasar di Nusa Tenggara Timur, ketika ikut orang tua pindah ke Nunukan tidak lagi melanjutkan pendidikan,” sebut Berlin.
Dengan memiliki akte lahir, Delta dipastikan dapat kembali melanjutkan pendidikan pada tahun ajaran baru 2023 nantinya. Sambil menunggu pendaftaran dibuka, Delta mengikuti bimbingan belajar yang diberikan WPP Nunukan.
Tidak hanya dijanjikan bersekolah, WPP Nunukan akan mempersiapkan segala kebutuhan penunjang pendidikan bagi Delta seperti baju seragam, sepatu, tas dan perlengkapan sekolah lainnya.
“Karena Delta dan Hoflin anak angkat WPP, kami harus menyiapkan keperluan yang dianggap penting untuk masa depannya,” sebut perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi ini.
Kepedulian WPP Nunukan dalam pendidikan dirasakan pula oleh anak-anak kurang mampu lainnya seperti Theresia Lipa Lemo, remaja 13 tahun yang dulunya tidak melanjutkan pendidikan setamat dari sekolah dasar tahun 2020.
Theresia kini tercatat sebagai siswi kelas III di salah satu SMP di Kecamatan Nunukan, gadis remaja yang dulunya putus sekolah dan memilih membantu ibunya bekerja mengikat rumput laut berkeinginan terus bersekolah hingga tamat SMA.
“Sampai hari ini ada 5 anak putus sekolah kita bantu melanjutkan sekolah dan pendidikan mereka tetap dipantau relawan WPP Nunukan,” bebernya.
Selain membantu anak kurang mampu melanjutkan sekolah, WPP Nunukan aktif mengunjungi lokasi-lokasi pengikatan rumput laut yang sebagian pekerjanya adalah anak-anak yang masih bersekolah dan anak putus sekolah.
Kunjungan relawan WPP ke lokasi tersebut memberikan himbauan dan sosialisasi kepada pengurus dan pemilik usaha rumput laut agar memperhatikan anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan agar tidak sampai putus sekolah.
“WPP adalah suatu komunitas pekerja sosial yang kehadirannya sebagai bentuk bakti kita di tapal batas dalam meningkatkan pendidikan anak Indonesia,” tuturnya.
Kiprah AKP Berlin terhadap pendidikan di perbatasan tidak hanya saat menjabat Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Nunukan, Berlin yang dulu menjabat Kapolsek KSKP Pelabuhan Nunukan mendirikan Warung Kamtibmas.
Keberadaan Warung Kamtibmas di tengah lingkungan masyarakat menjadi sarana bagi anak-anak berkumpul untuk belajar Al Quran dan pendidikan umum, warung ini juga dilengkapi perpustakaan buku.
“Pendidikan adalah senjata utara merubah dunia, tanpa pendidikan anak-anak sulit bersaing dengan lainnya, teruslah belajar dan bersekolah anak-anak ku,” pungkasnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan
Tag: Eka Berlin