Maret 2024 Inflasi Kaltim 0,34 Persen, Di Bawah Inflasi Nasional 0,52 Persen

Beras menjadi penyumbang utama inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada bulan Maret 2024 di Kaltim. (Foto Nur Asih Damayanti/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Permintaan yang tinggi terhadap komoditas bahan pokok pada saat bulan puasa dan menjelang Lebaran di Bulan Maret 2024 mampu diimbangi dengan ketersediaan supply stok yang cukup dan harga yang relatif terkendali.

“Inflasi Kaltim pada bulan Maret 2024 tercatat 0,34% (mtm) atau 3,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional pada bulan Maret 2024 yang tercatat 0,52% (mtm) atau 3,05% (yoy),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya kepada pers, Senin (1/4/2024).

Secara nasional inflasi utamanya di sebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sejalan dengan nasional, inflasi Kaltim pada Maret 2024 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,43%(mtm) dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,41%(mtm).

“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras dengan andil 0,21%(mtm) yang dipengaruhi oleh peningkatan HET dari sebelumnya Rp14.400 per kg menjadi Rp15.400 per kg,” ujar Budi.

Selain itu, terdapat peningkatan harga cabai rawit dan telur ayam ras seiring peningkatan konsumsi masyarakat. Sementara itu, turunnya pasokan ikan layang mendorong kenaikan harga sebagai dampak gelombang tinggi. Di sisi lain, terdapat koreksi harga komoditas yang menahan laju inflasi yaitu daging ayam ras, tomat, bawang merah dan sawi hijau.

Jika dillihat secara nasional, lanjut Budi, penyebab inflasi secara nasional terutama di beberapa wilayah Sulampua, Jawa dan Sumatra yang disebabkan oleh komoditas Telur Ayam Ras, Daging Ayam Ras, Beras dan Cabai Rawit.

“Kalimantan Timur mampu memenuhi permintaan daging ayam ras sehingga stabilisasi harga dapat tercapai,” paparnya.

Upaya pengendalian inflasi

Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim yang dilakukan secara sinergis oleh TPID se-Kaltim.

Pada 27 Maret 2024, telah dilakukan pencanangan GNPIP Kalimantan sebagai upaya pengendalian inflasi di momen HBKN dan risiko peningkatan permintaan seiring pembangunan IKN dan proyek-proyek strategis di Kaltim.

Menurut Budi, dalam rangka menjaga keterjangkauan harga, TPID secara aktif melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar (OP) serta sidak pasar untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dan gejolak harga pada momen HBKN.

“Selama bulan Maret 2024, telah dilaksanakan 65 kali GPM dan OP di Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur dan Berau,” ungkapnya.

Sebagai bentuk monitoring dan intervensi harga, TPID Kaltim secara aktif memantau melalui Early Warning System (EWS) tracking inflasi dan me-launching program inovatif toko penyeimbang inflasi yaitu Kios Sigap (siap jaga harga dan pasokan) yang berlokasi di pasar IHK.

Sebagai upaya menjamin Ketersediaan pasokan, telah dilaksanakan Kerjasama antar Daerah (KAD) BUMD Samarinda dengan Brebes untuk pengadaan Bawang Merah sebanyak 100 ton. Selain itu, untuk memperkuat pasokan ayam beku di Kaltim juga dilakukan KAD intra provinsi antara BUMD Balikpapan dengan BUMD Samarinda sebanyak 200 Ton.

Kemudian, dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan beras, TPID Kalimantan Timur bersama Pemda setempat juga melakukan panen padi bersama pada sejumlah lokasi di Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, serta Kab. Berau.

Sejalan dengan itu, Pemkot Samarinda juga mendistribusikan Beras Cadangan Pemerintah (CPP) kepada masyarakat. Di sisi lain, dilakukan Gerakan Tanam Cabai oleh TP PKK di seluruh kota/kabupaten.

Selanjutnya, untuk memastikan kelancaran distribusi, telah diberikan fasilitasi ongkos angkut bahan pangan dalam kegiatan GPM untuk memangkas biaya logistik dan pemantauan arus barang oleh instansi terkait.

Sementara, untuk menjaga ekspektasi inflasi, dilakukan penguatan komunikasi antar TPID di Provinsi Kaltim melalui High Level Meeting, edukasi belanja bijak, serta pencanangan program kolaboratif Ulama Peduli Inflasi oleh TPID Kaltim bersama dengan MUI dan Kantor Kemenag Kaltim agar tidak berbelanja secara berlebihan dan berdagang dengan harga yang wajar melalui media dakwah dan himbauan tokoh pemerintah dan ulama.

Budi mengingatkan, perlu diwaspadai bersama inflasi di bulan April, seiring dengan adanya potensi kenaikan harga kelompok transportasi ditengah arus mudik. TPID Provinsi Kaltim akan terus

berkolaborasi dan dalam melaksanakan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K guna menjaga stabilitas inflasi dalam target 2,5±1%.

“Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” ucapnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: