Militer AS Evakuasi Diplomatnya dari Khartoum, Sudan

Asap mengepul di udara akibat konflik tentara Sudan dan paramiliter RSF di Khartoum, Sudan, Rabu (19/04). (GETTY IMAGES via BBC News Indonesia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Militer Amerika Serikat telah mengevakuasi para diplomat dan keluarga mereka dari Khartoum, ibu kota Sudan, kata Presiden AS Joe Biden.

Konflik bersenjata antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terus berlangsung di Khartoum sejak Sabtu (15/04) lalu.

“Hari ini, atas perintah saya, militer Amerika Serikat melakukan operasi untuk mengeluarkan personel pemerintah AS dari Khartoum,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Seorang pejabat AS mengatakan kurang dari 100 orang AS dievakuasi pada Minggu pagi. Sebanyak tiga helikopter Chinook mendarat di dekat Kedutaan AS untuk menjemput mereka.

Perebutan kekuasaan antara SAF dan RSF menyebabkan terjadinya pengeboman besar-besaran di ibu kota itu, yang menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya.

Dalam komunikasi dengan wartawan setelah misi dilakukan, Letnan Jenderal Douglas Sims mengatakan, lebih dari 100 personel Angkatan Laut dan Pasukan Khusus Angkatan Darat AS terbang dari Djibouti ke Ethiopia dan mendarat di Sudan, selama kurang dari satu jam.

Dia menggambarkan evakuasi itu sebagai operasi yang “cepat dan bersih”.

Biden berterima kasih kepada Djibouti, Ethiopia, dan Arab Saudi, dengan mengatakan bahwa negara-negara tersebut “sangat penting bagi keberhasilan operasi kami”.

Arab Saudi menyambut warga AS dari Sudan di Pelabuhan Laut Jeddah dengan permen dan mawar pada hari Sabtu (FOTO REUTERS via BBC News Indonesia)

Usai evakuasi, Kedutaan Besar AS di Khartoum sekarang ditutup.

Sebuah cuitan di akun resmi Kedubes AS menyebut, pemerintah AS tidak dapat menyediakan layanan konsuler bagi warganya di Sudan, dan juga tidak cukup aman bagi pemerintah untuk mengevakuasi warga negara AS.

Aksi pemerintah AS adalah evakuasi warga asing kedua sejak kekerasan meletus di ibu kota Sudan pekan lalu.

Pada hari Sabtu, lebih dari 150 warga, diplomat, dan pejabat internasional dievakuasi melalui jalur laut ke Pelabuhan Jeddah di Arab Saudi. Mereka sebagian besar adalah warga negara-negara Teluk, serta Mesir, Pakistan, dan Kanada.

Pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengumumkan mulai mengevakuasi warga dan staf diplomatnya dari negara itu, menurut media Prancis.

Kementerian tersebut juga mengatakan telah memulai “operasi evakuasi cepat” dan bahwa warga negara Eropa serta orang-orang dari “negara mitra sekutu” juga akan dibantu.

Biden mendesak gencatan senjata

Presiden AS Joe Biden. (GETTY IMAGES via BBC News Indonesia)

Kantor berita Reuters mengutip pejabat AS yang mengatakan, beberapa diplomat dari negara lain juga dievakuasi dalam operasi AS, dan pesawat AS tidak diserang selama aksi itu.

Bandara Khartoum telah berulang kali menjadi sasaran penembakan, sehingga penerbangan evakuasi dari sana tidak mungkin dilakukan.

Dalam pernyataannya, Biden mengatakan: “Saya menerima laporan rutin dari tim saya tentang pekerjaan berkelanjutan mereka untuk membantu orang Amerika di Sudan, sejauh mungkin.”

Dia mengutuk peperangan di Sudan seraya mengatakan dua pasukan yang bermusuhan “harus menerapkan gencatan senjata segera dan tanpa syarat, mengizinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan, dan menghormati keinginan rakyat Sudan”.

Selain itu, pemerintah Inggris mengatakan sedang mempertimbangkan cara untuk mengevakuasi stafnya.

Sebuah nomor kontak telah disiapkan untuk mereka yang membutuhkan bantuan mendesak, dan warga negara Inggris di Sudan didesak untuk memberi tahu posisi mereka kepada Kementerian Luar Negeri Inggris.

Evakuasi yang dilakukan oleh Inggris diharapkan sangat terbatas dan fokus pada staf diplomatik – tidak sebanding dengan evakuasi massal dari Afghanistan pada tahun 2021.

Sementara itu pemerintah Kanada telah mengatakan kepada warganya di Sudan untuk “berlindung di tempat yang aman”, tetap mengisi daya ponsel mereka, mengunci pintu dan jendela, dan “mempertimbangkan untuk meninggalkan negara itu jika ada cara yang aman untuk melakukannya”.

**) Artikel ini bersumber dari artikel BBC News Indonesia  yang sudah tayang dengan judul “Konflik Sudan: Militer AS mengevakuasi diplomatnya dari Khartoum

Tag: