JAKARTA.NIAGA.ASIA – Plt. Kepala Bappebti, Kasan, mengungkapkan bahwa ,CPO memiliki peran strategis dalam mendorong perdagangan Indonesia. Nilai ekspor CPO pada Oktober 2023 mencapai USD 1,89 miliar, meningkat 2,59 persen dibandingkan dengan September 2023 sebesar USD 1,84 miliar.
Hal itu diungkapnya saat Kementerian Perdagangan menggelar Dialog Implementasi Bursa CPO Indonesia dengan tema “Perkuat Perdagangan CPO Melalui Pembentukan Price Reference Indonesia” di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Dialog dihadiri oleh Inspektor Jenderal Kemendag, Veri Anggrijono; Direktur Produk Pertanian dan Kehutanan, Farid Amir; Kepala Biro Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas, Widiastuti; Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi, Tirta Karma Sanjaya; dan Dosen Akademi Metrologi dan Instrumentasi, Didid Noordiatmoko, serta perwakilan pengusaha CPO.
Menurut Kasan, Bursa CPO Indonesia yang diluncurkan pada Oktober 2023 akan menjadikan Indonesia memiliki harga acuan CPO sendiri.
“Hal tersebut tentunya membantu masyarakat, termasuk petani untuk memperoleh perbaikan TBS yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pertanian,” paparnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi menghadirkan narasumber Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita; Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe; dan Direktur Utama ICDX, Nursalam.
Bappebti akan berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Biro Hukum, dan kementerian/lembaga terkait guna membenahi tata kelola dan penguatan ekspor CPO yang sejalan dengan pembentukan Bursa CPO.
Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan
Tag: CPO