BANDUNG.NIAGA.ASIA – Adapun Nilai transaksi PBK (Perdagangan Berjangka Komoditi) multilateral secara notional value (NV) pada periode Januari–November 2023 mencapai Rp379,59 triliun. Adapun transaksi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) secara NV tercatat Rp23.048,79 triliun.
“Transaksi multilateral akan menjadi fokus Bappebti ke depankarenadapatmenjadi basis harga dari komoditi,” Plt Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kasan saat membuka Outlook Perdagangan Berjangka Komoditi dan Rapat Kerja Bappebti 2024 di Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/1).
Acara dihadiri anggota Badan Supervisi OJK Didid Noordiatmoko, Self Regulatory Organization (SRO) di industri PBK, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Pasar Lelang Komoditas (PLK), asosiasi terkait, serta bank mitra Bappebti.
Hadir sebagai narasumber Kepala Biro Perencanaan Kemendag Nur Rakhman, Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Domestik Kemendag, RR Dyah Palupi, akademisi Universitas Prasetya Mulia, Ketua Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO) Udi Margo Utomo, dan Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus L.
Berikutnya Direktur Utama PT Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) Nursalam, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Robby, Dirut PT Bursa Komoditi Nusantara, Subani, akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, Ketua Koperasi Gunung Luhur Berkah Subang, Miftah, serta Sekretarisdan para Kepala Biro Bappebti.
Menurut Kasan, selain CPO, komoditas strategis lain yang didorong dalam PBK (Perdagangan Berjangka Komoditi) adalah timah murni (batangan) dan emas digital. Selain itu, perlu juga dioptimalkan transaksi multilateral, antara lain olein, emas, kopi, dan kakao.
“Hal ini sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 32/1997 sebagaimana diubah menjadiUU Nomor 10/2011 tentang PBK.,” katanya.
Untuk itu, transaksi multilateral didorong dengan mengangkat komoditas strategis Indonesia seperti: lada, kopra, teh, cengkeh, rumput laut, gas alam, dan alumuniumsebagai komoditas kontrak berjangka.
Dengan demikian, target 2024 Bappebti ingin memastikan transaksi multilateral lebih banyak dibanding bilateral. Selain itu, dilakukan penguatan regulasi melalui penyusunan ketentuan umum di bidang PBK.
Dengan adanya transaksi multilateral, akan terbentuk harga referensi digunakan sebagai harga acuan sendiri. Selama Januari–November 2023, nilai transaksi ekspor untuk timah murni batangan mencapai USD 1,63 miliar. Nilai transaksi ini menurun 26,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 sebesar USD2,21 Miliar (year-on-year).
Kasan merinci, nilai transaksi lokal untuk timah murni batangan pada periode yang sama tercatat Rp 1,07 triliun. Nilai transaksi lokal timah murni batangan periode Januari-November 2023 menurun 18,1 persen dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp 1,31 triliun (YoY).
Nilai transaksi emas digital pada periode Januari–November 2023 mencapai Rp8,1 triliun (meningkat 316,8 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang hanya Rp2 triliun.
Volume transaksi emas digital pada periode tersebut mencapai 8,2ton (meningkat 277,5 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang mencapai 2,19 ton.
Kasan juga menjelaskan, untuk mengoptimalkan kinerja PBK serta meminimalisasi adanya pengaduan nasabah, telah terbentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PBK.
“Saat ini, terdapat 48 asesor yang memiliki sertifikat LSP-PBK dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi,” ungkapnya.
Kasan juga optimistis bahwa industri PBK akan tumbuh positif tahun ini karena perekonomian Indonesia diproyeksikan bertumbuhlebih baik daripada tahun sebelumnya.
“Pada 2024, berdasarkan proyeksi Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dari 2023, yaitu kisaran 4,5–5,3 persen. Hal ini akan menjadi katalis positif dalam industri PBK,” jelas Kasan.
Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan
Tag: Bursa Komoditi