JAKARTA.NIAGA.ASIA – Pelaksana Tugas Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko menyampaikan, dengan Bulan Literasi Aset Kripto, selain membangun pemahaman yang benar terhadap literasi aset kripto, diharapkan masyarakat dapat semakin berhati-hati dan selalu memastikan platform dan token terdaftar di Bappebti untuk mengindari tindakan penipuan yang dapat merugikan pengguna.
“Bulan Literasi Aset Kripto diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat tentang risiko, manfaat, dan potensi dari perdagangan aset kripto. Selain itu, dapat menciptakan awarenessterkait aset kripto dan menjadi sarana untuk menjalin hubungan baik dengan para pemangku kepentingan,” ujar Didid.
baca juga:
November 2022 Tercatat 16,55 Juta Orang Indonesia Memiliki Aset Kripto
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda menambahkan, program Bulan Literasi Kripto yang dimulai, Kamis (2/02/2023) menggandeng seluruh anggota Aspakrindo yang berjumlah 25 orang dan terdaftar resmi di Bappebti.
Menurut Teguh, edukasi merupakan fokus utama dari perkembangan industri aset kripto. Bulan Literasi Kripto menjadi momen yang tepat untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pelanggan, calon pelanggan, dan masyarakat umum mengenai penyelenggaraan, mekanisme, dan kelembagaan dalam perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat menjangkau semakin banyak masyarakat untuk melek aset kripto adalah salah satu alternatif perdagangan komoditas,” tutur Teguh
Bulan Literasi Aset Kripto akan berlangsung selama satu bulan selama Februari 2023 yang diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya seminar web maupun gelar wicara ke kampus-kampus serta masyarakat luas, fun sport,dan turnamen eSport dan lainnya.
“Rangkaian acara tersebut akan digelar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Semarang, Surabaya, dan Makassar, baik secara luring, daring, atau hibrida,” paparnya.
Perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 mencatat nilai transaksi yang sebesar Rp296,66 triliun. Nilai ini turun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp859,4 triliun. Sedangkan pada 2020, nilai transaksinya sebesar Rp64,9 triliun.
Pasar aset kripto di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, pada akhir 2021 tercatat jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto sebanyak 11,2 juta orang.
“Angka tersebut meningkat 48,7 persen pada akhir November 2022 yang tercatat sebanyak 16,55 juta orang. Jumlah ini didominasi kaum milenial berusia antara 18—30 tahun,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ketika membuka program ‘Bulan Literasi Aset Kripto’ yang diselenggarakan Bappebti Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Asosiasi Pedagangan Aset Kripto Indoesia (Aspakrindo).
Sumber: Humas Kemendag | Editor: Intoniswan
Tag: Kripto