Pandangan Akademisi Malaysia Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara RI

Opini: Sidney Rachel Junior

Di dunia sudah ada sejumlah negara-negara yang telah memindahkan ibu kota negaranya dengan alasan kepadatan penduduk. Begitupula dengan Indonesia telah mempertimbangkan dan memutuskan secara matang terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakara ke wilayah administrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Salah satu faktor pendorong pemindahan ibu kota negara RI ini yaitu stabilitas ekonomi, karena secara geografi pulau Kalimantan berada ditengah-tengah Indonesia, sehingga menganggap itu akan mempermudah jangkauan, pantauan, dan pemerataan pembangunan terhadap daerah-daerah dari Sabang hingga Merauke.

Pemindahan IKN RI pastinya akan berdampak kepada negara-negara di sekitar, salah satunya negara yang berdampingan langsung dengan pulau Kalimantan yaitu Malaysia.

Akademisi dari Malaysia,  Dr.Mohammad Ikram bin Mohamad Ridzwam selaku Senior Lecuter Departement of International Relation Fakulty of Social and Humaniora University Malaysia, Sabah memandang pemindahan ibu kota negara dari ke Kalimantan (Kaltim)  akan membuka peluang ekonomi kepada Malaysia termasuk negara-negara ASEAN lainnya.

Pandangan Dr.Mohammad Ikram bin Mohamad Ridzwam tersebut tentu ada benarnya sebab, Indonesia pada umumnya, dan Kaltim khususnya adalah lumbung  energi terbesar di Asia. Kaltim mempunyai cadangan minyak dan gas, juga ada energi primer lain seperti batubara.

Meski demikian, Dr.Mohammad Ikram bin Mohamad Ridzwam, mengkhawatirkan dengan pindahnya ibu kota negara RI ke Kaltim, akan mengurangi minat pencari kerja di Indonesia untuk jadi buruh migran di Malaysia, khususnya di Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak).

Tidak hanya itu, Dr.Mohammad Ikram bin Mohamad Ridzwam mengkhawatirkan, pekerja migran Indonesia yang sekarang bekerja di Malaysia Timur dan sebagian besar di sektor perkebunan kelapa sawit, meninggalkan Malaysia dan mencari pekerjaan baru di Kaltim sebagai ibu kota negara RI yang baru.

Pembangunan IKN RI yang baru telah dirancang menggunakan konsep Green Smart City dengan tujuan menghasilkan sebuah kota yang berkelanjutan,  ramah lingkungan dengan strategi tata ruang, infrastruktur dan pembangunan sosial yang modern dan humanis. Selain itu membuka peluang kerja sama antar negara khususnya negara-negara di ASEAN membangun perekonomian bersama.

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, juga  menjelaskan bahwa kerja sama bilateral Malaysia dengan Indonesia yang sangat erat akan terus terjalin dalam  kerja sama ekonomi, perdagangan, hubungan masyarakat, bahkan negara Malaysia akan berinvestasi pada proyek IKN RI yang baru.

Penulis juga berpendapat, pemindahan IKN RI dari Jakarta ke Kaltim, akan membawa dampak positif terhadap perekonomian, Kaltim, termasuk ke wilayah Indonesia timur karena adanya aneka pembangunan infrastruktur yang masif. Daerah lain di sekitar IKN, termasuk dalam hal ini di Sulawesi juga akan berkembang karena adanya pembangunan.

Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kaltim dapat mengurangi ketimpangan pembangunan, produktivitas  antar daerah, dan membuka peluang masuknya investasi baru, baik ke Kaltim khususnya, Kalimantan dan Sulawesi pada umumnya.

Segala inovasi terbaru di pembangunan IKN RI yang baru pasti ada dampak positif maupun negatifnya, termasuk pada tatanan sosial kemasyarakatan, terutama terhadap asyarakat di sekitar lokasi IKN RI yang baru, karena akan berdampingan dengan kawasan pusat pemerintahahan yang modern.

Masyarakat di sekitar IKN RI yang baru bisa merasakan dampak dari pertumbuhan di  sektor perdagangan, pariwisata, transportasi dan lain sebagainya, serta hidup berdampingan dengan penduduk pendatang dalam jumlah cukup banyak.

Tapi dampak lainnya, yang bisa disebut negatif atau apapun dalam bahasa yang lebih halus, terancamnya kelestarian budaya dan adat istiadat lokal, akibat tergerus budaya baru yang dibawa pendatang, serta aneka macam teknologi informasi yang digunakan di IKN RI yang baru.

Menghadapi tumbuhnya kawasan baru yang disebut dengan IKN Nusantara di Kaltim, kita semua perlu meningkatkan ketahanan budaya lokal, bersama-sama melestarikan dan menjaga khususnya budaya asli Kalimantan Timur.

Kemudian memanfaatkan IKN Nusantara untuk memperkenalkan budaya dan adat istiadat lokal kepada para pendatang, mengambil keuntungan dari meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kaltim.

*) Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Mulawarman Samarinda.

Tag: