Pemerintah Indonesia Pilih Beli Barang Lebih Banyak Lagi dari AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR). (Foto Kemenko Perekonomian/Niaga.Asia)

WASHINGTON DC.NIAGA.ASIA –Pemerintah Indonesia dalam upaya mengajukan penurunan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) mengajukan penawaran konkret terkait upaya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, dengan melakukan peningkatan impor dan pembelian barang dari AS.

Indonesia dapat meningkatkan pembelian barang dari AS, dengan merealokasi sesuai kebutuhan nasional Indonesia untuk pembelian produk energi (Migas) dari AS, produk-produk pertanian yang selama ini diimpor dari AS (Kedelai, Gandum dll). Indonesia juga menawarkan untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang critical minerals, dan mendorong investasi strategis dengan skema B-to-B.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan itu usai bersama Delegasi RI, bertemu langsung Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR) pada Kamis (17/04).

Di sisi yang lain Menko Airlangga juga menyampaikan permintaan Indonesia untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor Top-20 produk utama Indonesia, karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor (produsen barang sejenis dengan ekspor Indonesia ke AS).

Indonesia berharap, justru melalui kebijakan tarif AS yang baru ini akan mendapatkan tarif yang lebih rendah sehingga lebih kompetitif terhadap barang produk ekspor Indonesia dalam memasuki pasar AS.

Ambassador Greer merespon sangat positif penawaran dan permintaan yang disampaikan Indonesia, dan menyepakati untuk membahas secara teknis antara Tim Teknis dari Indonesia dengan pihak USTR. Secara khusus, Ambassador Greer menugaskan Sarah Ellerman (Assistant USTR for Southeast Asia and the Pacific) untuk mengkoordinasikan pembahasan teknis dengan Indonesia.

Kedua pihak menyepakati segera membahas secara intensif dan menargetkan untuk dapat menyelesaikan negosiasi dan pembahasan kerja sama bilateral Indonesia dengan AS ini dalam waktu 60 hari ke depan. Sebagai langkah konkret, Sarah Ellerman langsung mengundang Tim teknis Indonesia pada Jumat (18/04) untuk langsung membahas mengenai format, mekanisme dan jadwal negosiasi.

Untuk diketahui, terakhir tahun 2014, defisit neraca perdagangan AS dengan Indonesia mencapai USD14 miliar. Artinya nilai ekspor Indonesia ke AS lebih besar dibandingkan nilai ekspor AS ke Indfonesia.

Sumber: Siaran Pers Kemenko Perekonomian | Editor: Intoniswan

Tag: