Pemkot Gelar Pasar Murah Jelang Ramadan di Samarinda 17 Februari

Kepala Dinas Perdagangan Samarinda Nurrahmani (istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bergerak cepat mempersiapkan pasar murah untuk menyambut bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025.

Pasar murah dimaksud rencananya akan digelar di setiap kecamatan pada 17 Februari 2025 nanti, dan seminggu sebelum Hari Raya Idhul Fitri 2025.

Pasar murah ini digelar untuk membantu masyarakat memperoleh kebutuhan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Kepala Dinas Perdagangan Samarinda Nurrahmani mengatakan, pasar murah menyambut Ramadan tahun ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang rencananya akan digelar dua kali.

“Tahun ini digelar dua kali yakni sebelum Ramadan, dan seminggu sebelum lebaran 2025,” kata Nurrahmani kepada wartawan di kawasan Pasar Segiri Jalan Pahlawan, Samarinda, Jumat 14 Februari 2025.

Perempuan yang akrab disapa Yama itu menjelaskan, pasar murah ini akan digelar merata di seluruh Kecamatan kota Samarinda, dan juga melibatkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Hadirnya pasar murah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan bahan pokok dengan harga terjangkau, maupun bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya.

“Rencananya besok tanggal 17 Februari 2025 sudah mulai digelar pasar murah ya,” sebut Yama.

Pasar murah ini akan menyediakan berbagai macam bahan pokok makanan dan bahan pokok penting lainnya seperti ayam, sayur, beras, cabai, bawang-bawangan, sembako, dan lainnya dengan harga terbaik.

“Kita tidak pakai harga termurah, karena kasihan juga para pelaku UMKM berjualan,” terang Yama.

Meskipun tidak menggunakan harga termurah, Yama memastikan bahwa harga yang ditawarkan di pasar murah ini akan lebih terjangkau dibandingkan harga di pasaran.

“Karena bahan pangan kita yang kita jual di pasar murah nantinya kebanyakan didatangkan dari luar, karena Samarinda bukan kota penghasil ya. Jadi berat kalau menjamin harganya murah banget, karena barangnya semua didatangkan dari luar,” terang Yama.

Menurut Yama, kenaikan harga kebutuhan menjelang Ramadan dan Idulfitri, disebabkan ragam faktor, di antaranya terjadinya gagal panen di daerah penghasil sekaligus distributor.

“Seperti kota Samarinda kan sering mendatangkan dari Surabaya, ternyata (tahun lalu) panen di Surabaya banyak gagal, sehingga kita ambil dari daerah Makassar. Tentunya ini mempengaruhi dan merubah harga jual di Samarinda nantinya,” jelas Yama.

Selain itu, tingginya permintaan daging menjelang Ramadan dan Idulfitri juga menjadi pemicu kenaikan harga pangan hewani di pasaran.

“Semakin banyak permintaan, semakin naik harga, karena butuh penambahan pegawai untuk lembur dan menambah upah pegawai untuk lembur,” demikian Nurrahmani.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: