SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Maret 2023, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023, dan sumber data lainnya yang relevan, memperlihatkan sebanyak 11,75 persen penduduk adalah lansia dan dari hasil proyeksi penduduk didapatkan rasio ketergantungan lansia sebesar 17,08. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif (umur 15-59 tahun) menanggung sekitar 17 orang lansia.
Demikian dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dalam laporannya bertajuk “Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2023” yang dipublish Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti di laman bps, akhir Desember 2023.
Dijelaskan, Publikasi “Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2023” bertujuan untuk menyajikan data dan informasi statistik penduduk lanjut usia, sebagai evaluasi perencanaan, kebijakan, dan program kesejahteraan lanjut usia di Indonesia. Sumber data yang digunakan di antaranya hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023, serta sumber data lainnya yang relevan.
“BPS mencatat, lansia perempuan lebih banyak daripada laki-laki (52,82 persen berbanding 47,72 persen) dan lansia di perkotaan lebih banyak daripada perdesaan (55,35 persen berbanding 44,65 persen),” kata Amalia.
Sebanyak 63,59 persen lansia tergolong lansia muda (60-69 tahun), 27,76 persen lansia madya (70-79 tahun), dan 8,65 persen lansia tua (80 tahun ke atas). Yogyakarta adalah provinsi dengan proporsi lansia terbesar (16,69 persen), disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut Amalia, sekitar tiga dari sepuluh (33,16 persen) rumah tangga menampung lansia sebagai anggota rumah tangga, di mana separuh di antaranya (55,32 persen) adalah kepala rumah tangga. Sebanyak 65,25 persen lansia berstatus kawin dan31,79 persen berstatus cerai mati. Proporsi lansia perempuan yang cerai mati jauh lebih besar daripada lansia laki-laki, yaitu 48,86 persen berbanding 13,10 persen.
“Sebanyak 7,10 persen lansia tinggal sendirian, 22,07 persen tinggal bersama pasangan, dan sisanya tinggal bersama keluarga inti, tiga generasi, serta anggota rumah tangga lainnya,” ungkapnya.
Lansia membutuhkan dukungan dan pendampingan dari keluarga terdekatnya, sehingga dapat memberikan kontribusi sebagai lansia produktif.
Sebagai catatan, Susenas merupakan survei rumah tangga dengan cakupan variabel yang sangat luas, meliputi keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk. Pengumpulan data Susenas dibagi menjadi Kor (dilaksanakan setiap tahun) dan Modul (3 tahun sekali) yang meliputi Modul Ketahanan Sosial, Modul Kesehatan dan Perumahan, serta Modul Sosial Budaya dan Pendidikan yang dilaksanakan secara bergantian.
Pelaksanaan Susenas mulai tahun 2015 dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu pada bulan Maret dan September. Susenas Maret tahun 2023 menghasilkan data yang representatif sampai dengan tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional (BPS, 2023). Namun pada publikasi ini secara umum disajikan hanya sampai dengan level provinsi. Unit observasi Susenas adalah rumah tangga, sedangkan yang menjadi unit analisis adalah rumah tangga dan individu.
Selain mengumpulkan karakteristik rumah tangga, Susenas juga mengumpulkan karakteristik individu. Jumlah sampel Susenas Maret tahun 2023 mencakup 345.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Pada setiap blok sensus yang dipilih secara Probability Proportional to Size (PPS) dilakukan pemilihan sampel sebanyak 10 rumah tangga dengan systematic sampling sehingga jumlah sampel blok sensus untuk Susenas Maret sebanyak 34.500 blok sensus.
Stratifikasi dilakukan pada level blok sensus dan pada level rumah tangga di blok sensus terpilih untuk menghasilkan representative sample. Stratifikasi blok sensus dilakukan secara eksplisit (seluruh populasi blok sensus biasa Sensus Penduduk 2020 dikelompokkan menurut klasifikasi perkotaan/perdesaan), sedangkan implicit stratification dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Lansia