NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sebanyak 235 peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2024 dari lima kecamatan di wilayah Krayan, kesulitan mengikuti tes yang berlangsung mulai 06 – 13 Desember 2024 di Nunukan, Kabupaten Nunukan, karena penerbangan pesawat terbatas, hanya mampu membawa penumpang sekali terbang 12 orang.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Nunukan, H. Surai, mengatakan, jumlah peserta tes 235 orang, sedangkan pesawat perintis Smart Aviation rute Nunukan – Krayan maksimal hanya bisa mengangkut 12 orang.
“Persoalan transportasi telah disampaikan BKPSDM Nunukan bagian ekonomi Pemkab Nunukan, yang membidangkan Subsidi Ongkos Angkot (SOA) penerbangan rute Nunukan – Krayan dan Nunukan – Krayan Selatan,” kata Surai, Senin (2/12/2024).
BKPSDM Nunukan meminta tambahan penerbangan sebanyak 3 kali dalam seminggu, permintaan ini sebagai solusi untuk mengatasi keberangkatan peserta tes PPPK dari 5 kecamatan di Krayan.
“Dari bidang ekonomi sudah mengabulkan 3 penerbangan khusus untuk minggu ini, tapi belum cukup untuk mengangkut semua peserta asal Krayan,” ucap Surai.
Surai menyebutkan, upaya pemerintah melaksanakan tes PPPK di Kecamatan Krayan, gagal dikarenakan tim peninjau Badan Kepegawaian Negara (BKN) menilai jaringan di wilayah perbatasan tersebut tidak layak.
BKN mengharuskan lokasi ujian minimal memiliki 2 provider jaringan internet dan listrik memadai yang dapat dipergunakan selama berlangsung tes, sedangkan di Krayan sendiri hanya memiliki satu jaringan dari Telkom.
“Nunukan dan Lumbis ada 2 jaringan internet Telkom dan Starling untuk black up, makanya layak dijadikan tempat tes PPPK,” bebernya.
Nasib peserta tes PPPK asal Krayan yang belum menentu ini disuarakan pula oleh anggota DPRD Nunukan, Gat Kalep, pria asal Krayan ini meminta BKPSDM dan bidang ekonomi Pemkab Nunukan mengusahakan tambahan jadwal penerbangan.
“Kami di Krayan masih tetap berharap bisa terangkut semua peserta tes disana, kalau bisa tambah jadwal penerbangan di satu minggu ini,” ucapnya.
Dengan hanya kapasitas angkut pesawat hanya 12 orang, sangat mustahil bisa mengangkut 235 orang dalam satu minggu. Karena itu, dirinya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah terhadap anak Krayan.
Tidak hanya berharap dengan pesawat SOA di Nunukan, Gat mengaku tengah mengusahakan penerbangan tambahan dengan meminta bantuan pesawat TNI Angkatan Udara yang bermarkas di kota Tarakan.
“Kalau kita hitung 12 orang sekali berangkat, setidaknya menghabiskan waktu 6 minggu untuk mengangkut 235 orang, makanya perlu pesawat TNI AU dan itupun kalau disetujui,” bebernya.
Saat ini, lanjut Gat, sebagian peserta tes dari Krayan telah berangkat ke Nunukan memanfaatkan jadwal penerbangan perintis Smart Aviation, hanya saja jumlah penumpang sangat terbatas, sehingga masih banyak peserta lainnya was-was menunggu kepastian.
Selain persoalan keberangkatan, Gat memperkirakan peserta yang telah tiba di Nunukan sulit untuk kembali ke Krayan setelah mengikuti tes PPPK di Nunukan, Pasalnya jadwal penerbangan tidak lagi tersedia untuk penumpang.
“Arus baliknya ke Krayan sulit lagi itu, padahal mereka ingin merayakan natal di Krayan, tapi yang penting bisa berangkat dulu ke Nunukan,” tuturnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Transportasi