Oleh : Rano Hardani
Pendahuluan
Enterprise Risk Management (ERM) atau Manajemen Risiko Perusahaan merupakan pendekatan sistematis yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
Penerapan ERM pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sangat penting mengingat peran strategis BUMD dalam pembangunan daerah. Namun, implementasi ERM pada BUMD seringkali menghadapi berbagai tantangan unik.
Penerapan ERM pada BUMD memiliki sejumlah manfaat signifikan, antara lain:
1.Meningkatkan Ketahanan Bisnis
ERM membantu BUMD mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat mengancam keberlangsungan bisnis, seperti risiko operasional, keuangan, dan reputasi. Kemudian juga terjadinya adaptasi terhadap perubahan.
Dengan ERM, BUMD lebih siap menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, seperti perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi ekonomi, dan persaingan yang semakin ketat.
2.Meningkatkan Kinerja Keuangan
ERM menyediakan informasi yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan peluang dan meminimalkan kerugian. Juga dalam hal optimalisasi penggunaan sumber daya. Dengan mengidentifikasi risiko yang signifikan, BUMD dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mitigasi risiko.
3.Meningkatkan Tata Kelola Perusahaan
Pertama, penerapan ERM menunjukkan komitmen BUMD terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perusahaan.
Kedua, meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, dimana ERM dapat meningkatkan kepercayaan investor, pelanggan, dan masyarakat terhadap BUMD. Yang ketiga adalah peningkatan kinerja dan efisiensi operasional. Selanjutnya adalah adanya identifikasi peluang perbaikan dimana ERM dapat mengidentifikasi proses bisnis yang tidak efisien dan peluang untuk meningkatkan kinerja.
Ketiga, meningkatkan efektivitas pengendalian internal. Dengan menerapkan ERM, BUMD dapat memperkuat pengendalian internal sehingga mengurangi risiko terjadinya fraud dan kesalahan.
4.Peningkatan Kepatuhan terhadap Regulasi.
ERM membantu BUMD dalam memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku, sehingga menghindari sanksi dan kerugian finansial.
Perencanaan dan Implementasi ERM Pada BUMD
Mari kita bahas lebih rinci mengenai langkah-langkah implementasi ERM pada BUMD. Implementasi ERM membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh level organisasi dan pendekatan yang sistematis.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dipertimbangkan:
1.Mendapatkan Dukungan Manajemen Puncak
Diperlukan suatu komitmen yang jelas dimana manajemen puncak harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penerapan ERM dan menjadikan ERM sebagai bagian integral dari strategi bisnis perusahaan. Kemudian, manajemen puncak perlu mengalokasikan sumber daya yang cukup, baik finansial maupun sumber daya manusia, untuk mendukung implementasi ERM.
2.Membentuk Tim ERM
Proses ini diawali dengan membentuk komposisi tim. Tim ERM idealnya terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen, seperti keuangan, operasi, hukum, dan compliance. Setelah terbentuk komposisi tim langkah selanjutnya yaitu memetakan peran dan tanggung jawab.Tentukan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim secara jelas.
3.Melakukan Penilaian Risiko Awal
Di bagian ini dimulai dengan mengidentifikasi risiko. Identifikasi semua risiko yang potensial dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, baik risiko internal maupun eksternal. Setelah iti du dilakukan analisis risiko. Lakukan analisis terhadap setiap risiko untuk menentukan tingkat kemungkinan terjadinya dan dampaknya terhadap bisnis. Bagian akhirnya adalah melakukan pemetaan risiko yaitu buat peta risiko untuk memvisualisasikan risiko-risiko yang telah diidentifikasi.
4.Mengembangkan Kerangka Kerja ERM
Langkah keempat dari perencanaan dan implementasi ERM adalah membuat dan mengengembangkan kerangka kerja ERM. Pilih kerangka kerja ERM yang sesuai dengan karakteristik bisnis dan ukuran BUMD, misalnya COSO ERM Framework.
Kemudian lakukan pengembangan kebijakan dan prosedur yaitu buat kebijakan dan prosedur yang jelas terkait dengan manajemen risiko, seperti kebijakan toleransi risiko, prosedur pelaporan risiko, dan rencana mitigasi risiko.
5.Sosialisasi dan Pelatihan
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran yaitu tingkatkan kesadaran seluruh karyawan tentang pentingnya ERM dan peran mereka dalam proses manajemen risiko. Juga harus dilakukan kegiatan pelatihan.Kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi karyawan dalam mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko.
6.Menerapkan Sistem InformasiManajemenRisiko
Teknologi sangat berperan dalam pengelolaaan suatu perusahaan. Pilihan teknologi dapat dilakukan dengan memilih memilih sistem informasi yang sesuai untuk mendukung proses manajemen risiko, seperti software manajemen risiko atau platform cloud-based. Hal terpenting juga yaitu perlunya integrasi sistem: Integrasikan sistem informasi manajemen risiko dengan sistem informasi lainnya yang sudah ada di BUMD.
7.Memantau dan Mengevaluasi
Kegiatan memantau dan evaluasi meliputi kegiatan yaitu menentukan indikator kinerja kunci (KPI) untuk mengukur efektivitas sistem ERM, membuat pelaporan berkala mengenai status risiko dan efektivitas tindakan mitigasi, dan melakukan tinjauan ulang secara berkala terhadap kerangka kerja ERM untuk memastikan tetap relevan dan efektif.
8.Peningkatan Berkelanjutan
Hal terpenting adalah semua kegiatan harus berkelanjutan. Halini dapat dilakukan dengan cara melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala terhadap sistem ERM. Lakukan perbaikan yang diperlukan. Melakukan adaptasi terhadap perubahan yaitu sesuaikan sistem ERM dengan perubahan lingkungan bisnis dan risiko-risiko baru yang muncul.
Tantangan Penerapan ERM
Penerapan ERM pada BUMD memiliki potensi besar untuk meningkatkan kinerja dan ketahanan perusahaan. Namun, implementasi ERM seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan unik. Berikut beberapa tantangan utama yang sering dihadapi BUMD dalam menerapkan ERM adalah sebagai berikut :
1.Kurangnya Kesadaran dan Komitmen.
Dalam hal ini banyak pihak di BUMD belum sepenuhnya memahami konsep ERM dan manfaatnya bagi organisasi. Juga terkadang, ERM dianggap sebagai beban tambahan dan bukan sebagai prioritas utama.
2.KeterbatasanSumber Daya.
Sumber daya yang dimaksud yaitu anggaran. BUMD seringkali memiliki keterbatasan anggaran untuk investasi dalam sistem dan teknologi yang mendukung ERM. Kemudian juga kendala SDM, yaitu kurangnya tenaga ahli di bidang manajemen risiko dapat menghambat proses implementasi.
3.Lingkungan Politik dan Birokrasi.
Tantangan berikutnya adalah intervensi pemerintah. Keputusan bisnis BUMD seringkali dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang dapat berubah-ubah. Juga rumitnya Birokrasi. Proses pengambilan keputusan yang panjang dan birokrasi yang kompleks dapat menghambat implementasi ERM.
4.Tujuan Ganda.
BUMD didirikan memiliki tujuan ganda, yaitu komersial dan sosial. Hal ini membuat profil risiko BUMD menjadi lebih kompleks dan sulit dikelola.
5.Resistensi terhadap Perubahan.
Diinternal, adanya budaya organisasi yang kaku dan resisten terhadap perubahan dapat menghambat penerapan ERM. Juga ketakutan akan kesalahan. Karyawan mungkin takut membuat kesalahan jika harus mengidentifikasi dan melaporkan risiko.
6.Kompleksitas Risiko
Risiko yang beragam. BUMD menghadapi berbagai jenis risiko, mulai dari risiko operasional, keuangan, hingga risiko reputasi. Kemudian interkoneksi risiko yaitu risiko-risiko tersebut seringkali saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
7.Kurangnya Data yang Akurat dan Relevan
Pada bagian ini dapat berupa kualitas data yaitu data yang tersedia seringkali tidak lengkap, akurat, atau relevan untuk analisis risiko. Juga Sistem informasi yang belum terintegrasi dapat menyulitkan pengumpulan dan analisis data.
8.Mengukur Manfaat ERM
Pada bgaian ini diperlukan metrik yang tepat. Sulit untuk mengukur secara langsung manfaat finansial dari penerapan ERM.
Strategi Mengatasi Tantangan
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengatasi tantangan dalam implementasi penerapan ERM di BUMD yaitu, pertama adalah.peningkatan kesadaran yaitu melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh karyawan mengenai pentingnya ERM.
Kedua, mendapatkan dukungan manajemen puncak yaitu memastikan adanya komitmen dari manajemen puncak untuk mendukung implementasi ERM.
Ketiga memulai dengan proyek percontohan yaitu menerapkan ERM secara bertahap pada proyek-proyek tertentu untuk membuktikan manfaatnya.
Keempat membangun budaya risiko yaitu membudayakan sikap proaktif terhadap risiko di seluruh organisasi. Selanjutya adalah memanfaatkan teknologi. Dengan menggunakan teknologi untuk mendukung proses manajemen risiko, seperti sistem informasi manajemen risiko.
Terakhir kerja sama dengan pihak eksternal. Dapat berupa bekerja sama dengan konsultan atau lembaga pelatihan untuk mendapatkan bantuan teknis.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, BUMD dapat menerapkan ERM secara efektif dan meraih manfaat jangka panjang.
Tips Sukses Implementasi ERM.
- Libatkan seluruh pemangku kepentingan: Libatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses perencanaandan implementasi ERM.
- Mulai dari yang kecil: Mulailah dengan proyek percontohan untuk menguji efektivitas sistem ERM sebelum diterapkan secara menyeluruh.
- Fokus pada risiko yang material: Prioritaskan risiko-risiko yang memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
- Buat ERM menjadi budaya organisasi: Jadikan manajemen risiko sebagai bagiandari budaya organisasi sehingga menjadi kebiasaan bagi seluruh karyawan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dalam mengatasi tantangan yang mungkin muncul, BUMD dapat membangun sistem manajemen risiko yang efektif dan meningkatkan daya tahan organisasi dalam menghadapi ketidakpastian.
*) Penulis adalah Direktur Operasional & SDM PT. Kaltim Melati Bhakti Satya (BUMD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tag: ManajemenOpiniPerusda MBS