NUNUKAN.NIAGA,ASIA –Personel Polsek Kota Nunukan bersama Samapta Polres Nunukan membantu pemakaman, Rambo, pria bekas pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah di jalan Antasari RT 14, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan.
Almarhum sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan pada pria itu adanya tanda-tanya kekerasan benda tumpul atau keras.
“Kesimpulan dokter almarhum meninggal dunia karena sakit jantung, keterangan ini serupa dengan penjelasan Maskur pemilik rumah yang ditempati almarhum,” kata Kapolres Nunukan AKBP Bonifasius Rumbewas melalui Kapolsek kota Nunukan Iptu Disco Barasa, Rabu (23/10/2024).
Sebelum dimakamkan, Polsek kota Nunukan sempat menggali informasi yang berhubungan dengan riwayat hidup, identitas, pekerjaan hingga kebiasaan dan keseharian dari almarhum.
Dari informasi saksi Maskur, almarhum diketahui eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) deportasi Malaysia, dan tidak memiliki identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga tidak diketahui jelas nama asli, usia maupun asal usul daerah.
“Informasi kita dapat dilapangan, almarhum ini berasal dari Sumatera bermarga Tampubolon, kesehariannya bekerja sebagai pemulung dengan nama panggilan Rambo,” sebutnya.
Almarhum Rambo hidup sebatangkara telah 3 tahun menumpang di bagian lantai bawah rumah warga. Saksi Maskur mengaku terakhir kali melihat Rambo pada 19 Oktober 2024 sebelum dia pergi bekerja.
“Maskur bekerja sebagai nelayan, terakhir kali dia melihat Rambo agak kurang sehat, mungkin karena usia atau penyakitnya kambuh,” terangnya.
Mengingat jenazah harus segera dikebumikan, Kapolsek Kota Nunukan menghubungi Dinas Sosial Nunukan dan kerukunan warga Batak di Nunukan untuk membantu proses pemakaman karena almarhum tidak memiliki keluarga maupun biaya.
Barasa juga menghubungi Kasat Samapta Polres Nunukan AKP Berlin meminta bantuan sejumlah personel untuk membantu penggalian kubur dan proses pemakaman lainnya guna meringankan biaya
“Tukang gali kubur minta ongkos Rp 3 juta, belum lagi biaya peti dan pakaian mayat, jadi dari Polsek dan Samapta berinisiatif menggali sendiri lubang kubur sampai pemakaian selesai,” tuturnya.
Keterlibatan jajaran Polres Nunukan dalam membantu pemakaian sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Polri ingin menunjukkan bahwa Kepolisian bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari masyarakat yang siap membantu dalam situasi apapun.
“Hubungan Kepolisian dengan masyarakat harus terjalin dengan baik, Kami juga berusaha meningkatkan rasa solidaritas di tengah-tengah komunitas,” tutupnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Pekerja Migran Indonesia